Jakarta (ANTARA News) - Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Heru Kristiyana, mengatakan akan mengecek masalah terpotongnya saldo Rp1.000 di sejumlah rekening nasabah BNI.

"Saya cek dulu masalahnya," ujar Heru melalui pesan instan kepada ANTARA News, Jumat malam.

Kabar pemotongan saldo Rp1.000 di sejumlah rekening nasabah BNI ini bermula dari salah seorang nasabah BNI yang menuliskan status di media sosial Facebook tentang berkurangnya saldo di rekening miliknya tanpa keterangan yang jelas.

Status tersebut kemudian viral di media sosial dan menimbulkan dugaan adanya serangan peretas.

BNI telah mengklarifikasi bahwa kejadian tersebut bukan karena serangan peretas, namun karena ketidaksesuaian saat perseroan sedang mengatur biaya untuk produk tabungan baru, Tapenas SiMuda.

BNI beberapa saat lalu sedang mengubah ketentuan (setting) parameter untuk tabungan Tapenas SiMuda, dengan biaya (fee) yang dikenakan sebesar Rp1.000. Namun, perubahan parameter biaya tersebut ternyata berdampak juga pada produk tabungan lain, di luar Tapenas SiMuda.

Saat ini, BNI sedang mengembalikan saldo Rp1.000 milik nasabah yang seharusnya tidak membayar biaya tersebut dalam produk Tapenas SiMuda.

Baca juga: BNI: saldo yang terpotong bukan karena peretas

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017