Dalam pertandingan delapan besar Denmark Terbuka 2017 yang dilangsungkan di Odense Sports Park, Odense, Denmark, Jumat, Tontowi/Liliyana menang dua gim langsung atas Zhang/Li dengan skor 21-10, 21-16, demikian laman resmi Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF).
Hal ini sangat berbeda dibandingkan dengan pertemuan kedua pasangan sebelumnya di China Terbuka 2016, di mana kala itu Tontowi/Liliyana harus melewati pertarungan hingga tiga gim yang berkesudahan 21-13, 22-24, 21-16.
"Sebetulnya tidak menyangka juga menangnya mudah, apalagi Zhang Nan adalah pemain berpengalaman. Namun tadi kami bermain lebih tenang, dan kami tidak memikirkan poin sama sekali," ujar Tontowi dalam keterangannya.
Adapun Liliyana, tak menampik kemenangan di pertemuan sebelumnya memang menjadi modal buat mereka untuk tampil lebih percaya diri. Namun dia juga menilai kemenangan ini juga karena faktor pasangan duet China yang baru.
"Kami sudah sering kali bersua dengan Zhang Nan, mungkin puluhan kali, jadi kami sudah hafal permainannya, mungkin dia juga hafal permainan kami. Bedanya dulu dia berpasangan dengan Zhao Yunlei yang lebih bagus. Saya dan Owi lebih lama berpasangan, lebih matang, Zhang/Li mungkin belum menemukan chemistry mereka," kata Liliyana.
Di semifinal, Tontowi/Liliyana akan berhadapan dengan duet Hong Kong Tang Chun Man/Tse Ying Suet yang menghentikan langkah mengejutkan duet Prancis Ronan Labar/Audrey Fontaine (karena menumbangkan duet China unggulan dua Lu Kai/Huang Yaqiong) dalam pertarungan tiga gim berksesudahan 15-21, 21-13, 21-14.
"Sebenarnya mau lawan siapa pun kami waspada. Karena mereka yang sudah masuk semifinal di turnamen kelas seperti ini pasti pemain yang bagus. Kami harus lebih siap, seperti pertandingan hari ini, kami harus siap, berkomunikasi bagus, dan kami tenang di lapangan. Mudah-mudahan besok kami bermain lebih baik dari hari ini," ujar Liliyana menambahkan.
Dengan hasil yang didapatkan Tontowi/Liliyana ini, menambah nafas ganda campuran Indonesia lebih panjang dalam turnamen berlabel Super Series Premier tersebut.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017
