Temanggung (ANTARA News) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, meluncurkan maskot pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2018 berupa gunungan dalam kesenian wayang kulit.

Peluncuran maskot gunungan berlangsung di halaman Kantor Bupati Kabupaten Temanggung, Sabtu, kemudian dikirab dengan diiringi sejumlah kesenian tradisional keliling Kota Temanggung.

Hadir dalam peluncuran maskot tersebut, antara lain, Ketua KPU Jawa Tengah Joko Purnomo, Bupati Temanggung Bambang Sukarno, Wakil Bupati Irawan Prasetyadi, Ketua DPRD Subhan Bazari, Dandim 0706/Temanggung Letkol Yusuf Setiaji, Kapolres AKBP Maesa Soegriwo, dan Kepala BNN Kabupaten Temanggung AKBP Reny Puspita.

Ketua KPU Kabupaten Temanggung Sujatmiko mengatakan bahwa gunungan yang dalam dunia pewayangan disebut kayon memiliki makna yang selaras dengan datangnya pilkada yang kelak menandai bergantinya sebuah suksesi kepemimpinan.

Kayon itu tanda pergantian adegan atau babak. Dalam konteks demokrasi, pergantian babak ditandai dengan pilkada. Filosofi lebih dalam dengan kayon ini adalah menyangkut soal kebijaksanaan dan kearifan. Dia lantas berharap pemilihan maskot kayon ini betul-betul bisa mewarnai bupati dan wakil bupati terpilih pada tahun 2018.

Ia mengatakan bahwa maskot gunungan itu merupakan murni ide dari anggota KPU dan bukan merupakan produk pesanan atau berbau mistis. Dalam maskot itu terkandung pula ikon produk-produk Temanggung, seperti panili, kopi, cengkih, tembakau, kelengkeng, ayam cemani, dan kuda lumping.

Hal itu sebagai simbol budaya, artinya membangun Temanggung sebagai rumah besar masyarakat harus secara bersama-sama, baik oleh pemerintah maupun pemangku kepentingan.

Ia berharap pilkada pada tahun depan berlangsung dengan aman, tenteram, damai, dan betul-betul dalam suasana pesta, serta pemilih datang ke TPS dalam suasana hati riang gembira memilih sesuai dengan keinginannya.

Setelah peluncuran maskot, pawai budaya yang diikuti oleh pelajar, 20 tim kesenian dari 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Temanggung.

Maskot gunungan diarak paling awal dengan beberapa tokoh wayang dan disaksikan ribuan orang yang memadati hampir sepanjang jalan protokol di Kota Temanggung.

Sejumlah kesenian yang meramaikan pawai budaya tersebut, antara lain, barongsai liong dari Lamuk Kecamatan Kaloran, seni prajuritan turangga Jawa dari Desa Lowungu Kecamatan Bejen, kubra siswa mekar muda Kecamatan Kedu.

Selain itu, tari gambus dari Kecamatan Tretep, ndolalak dari Kecamatan Tlogomulyo, topeng ireng dari Kecamatan Parakan, Gatholoco dari Kandangan, dan kuda lumping dari Kecamatan Temanggung.

(U.H018/D007)

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017