Malang (ANTARA News) - Ribuan santri di kawasan Malang Raya yang terdiri dari Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu, Jawa Timur meminta peraturan Perppu terkait organisasi kemasyarakatan (Ormas) yang baru saja disetujui pemerintah diubah menjadi Undang-Undang.

Ketua Panitia Hari Santri Nasional (HSN) Malang Raya, Gus Thoriq bin Ziyyad dalam keterangan persnya usai upacara HSN di Lapangan Tumapel, Singosari, Minggu, mengatakan, perubahan itu penting untuk menangkal radikalisme yang kini dinilai memiliki tingkat kerawanan yang sangat tinggi.

"Ini momentum penting bagi kaum santri untuk meneguhkan kesetiannya pada NKRI serta menjadi garda depan bagi negara dalam upaya menangkal radikalisme yang kini dinilai memiliki tingkat kerawanan yang sangat tinggi," kata Gus Thoriq.

Ia mengaku secara khusus mengelar prosesi doa dan sholawat pada HSN kali ini untuk mendorong dan memberikan dukungan penuh atas keberadaan Perppu Ormas yang belum lama ini telah dikeluarkan pemerintah dalam rangka mencegah radikalisme.

"Dalam forum peringatan HSN di Malang ini diharapkan dengan adanya MoU dan deklarasi dapat mendorong Perppu bisa berubah menjadi UU Ormas," kata Gus Thoriq.

Sebagai bentuk dukungan atas perubahan Perppu Ormas menjadi UU Ormas itu, kata dia, ribuan santri juga membubuhkan tanda tangannya di bentangan kain putih.

"Tanda tangan para santri yang hadir di kain putih ini rencana masih akan dikelilingkan ke sejumlah pondok pesantren besar di Jatim untuk ditanda tangani oleh para santri. Setelah itu kain yang dipenuhi tanda tangan ribuan santri dari berbagai ponpes itu akan dikirimkan ke pemerintah pusat," ujarnya.

Sementara itu, dalam rangkaian HSN ribuan santri dan warga Nahdhatul Ulama (NU) dari Malang Raya dan sekitarnya berkumpul berdoa dan bersholawat bersama di Lapangan Tumapel, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.

Hadir sejumlah kyai dan habaib, baik sekitar Malang Raya serta undangan dari Kediri, Probolinggo dan Madura, seperti KH M Hafif Hasan dari PP Annuqoyah Guluk Guluk Kabupaten Sumenep, KH Huzaimi (PP Al Amien Prenduan, Sumenep), Gus Wafi (PP Lirboyo Kediri), Habib Jakfar bin Usman Al Jufry KH Ibnu Sulaiman (Singosari, Malang).

Selain itu, Gus Khoiruddin (Ponpes An Nur, Bulu Lawang), Gus Sulton (PP Jampes, Kediri), Dr KH Erfan Azaiz (PP Al Hayatul Islamiyah, Kota Malang), dan Gus Thoriq Bin Ziyyad (PP Babussalam Pagelaran Gondanglegi).

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017