Ayah saya itu bilang, waktu masih hidup, `Tuhan itu memberikan sinar Matahari tidak memilih agamanya orang`."
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan perbedaan tidak boleh menjadi alat pertentangan.

"Tidak boleh perbedaan menjadi alat pertentangan," katanya saat menjadi pembicara pada Forum Pemuda Lintas Agama Sulawesi Utara di Manado, Sulut, Sabtu (21/10) seperti disampaikan dalam siaran persnya di Jakarta, Minggu.

Pada kesempatan itu, ia banyak bercerita tentang toleransi umat beragama dalam membangun bangsa dan negara.

Sebagai seorang pemeluk agama Katolik, Jonan mengatakan dirinya tidak pernah merasa menjadi minoritas, meski berada di negara yang mayoritas penduduknya beragama Muslim.

Ia bahkan mendukung setiap kegiatan keagamaan yang dilakukan di sekitarnya.

Menurut dia, Indonesia memang diciptakan berbeda-beda, namun perbedaan merupakan ciri dari kekayaan bangsa Indonesia.

"Tidak perlu kita itu dalam membangun bangsa, merasa agamanya beda, sukunya beda, segala macam. Apa orang itu saat lahir bisa memilih lahir di mana, bisa gak? Bisa? Ada yang bisa? Saya milih lahir di mana gitu, bisa? Ga bisa kan," kata Jonan.

Maka dari itu, lanjutnya, kepercayaan itu bersifat sangat priadi, sehingga tidak perlu dipertentangkan.

Paling penting, ia mengatakan adalah semangat Satu Indonesia dan mulai menjadikan perbedaan menjadi sebuah kesempatan untuk memperkuat bangsa Indonesia.

Menurut Jonan, dalam lingkungan keluarganya, perbedaan bukanlah hal yang dipertentangkan.

Adik kandung laki-laki Jonan adalah seorang Muslim.

Sedangkan adik bungsu perempuannya menikah dengan pria Bali dan memeluk agama Hindu.

"Ayah saya itu bilang, waktu masih hidup, Tuhan itu memberikan sinar matahari tidak memilih agamanya orang," ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Jonan juga menceritakan bagaimana dirinya sangat menghargai perbedaan dalam beragama.

Saat berkarir di PT Kereta Api Indonesia, dirinya dipilih menjadi ketua dewan pembina masjid, langgar, dan surau Kereta Api.

Tidak hanya itu, ia juga memprakarsai renovasi masjid di kantor Kementerian ESDM agar menjadi lebih baik, serta bersama dengan pemuda dan warga turut dalam aksi bersih-bersih masjid dan rumah ibadah.

Forum Pemuda Lintas Agama Sulawesi Utara itu dihadiri organisasi kepemudaan dari berbagai agama, antara lain Islam, Katolik, Protestan, Budha, dan Hindu.

Usai berbicara di hadapan pemuda lintas agama Sulawesi Utara, Jonan memberikan kuliah umum dengan peserta guru besar, dosen, dan mahasiswa Universitas Sam Ratulangi Manado.

Saat itu, ia banyak memberikan motivasi dan berbicara tentang kepemimpinan kepada peserta yang hadir.

Jonan menceritakan bagaimana kisah pemimpin-pemimpin muda yang ada di dunia.

Ia juga menginspirasi peserta dengan kisah-kisah inspiratif Jack Ma, Steve Jobs, dan Mark Zuckerberg.

Pesan yang ditanamkan Jonan kepada para generasi muda yang hadir pada kesempatan tersebut adalah menjadi pemimpin yang baik harus memiliki jiwa mengabdi.

"Kepemimpinan itu bagaimana kita bisa berguna untuk orang lain," katanya.

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017