Karangasem, Bali (ANTARA News) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengatakan aktivitas kegempaan di Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, menurun signifikan sejak beberapa hari terakhir karena semakin berkurangnya gaya gesek antara magma dengan dinding yang dilewatinya.

"Dengan kata lain, ini mengindikasikan semakin terbukanya celah atau jalur magma menuju ke permukaan," kata Kepala PVMBG Kasbani di Pos Pengamatan Gunung Agung di Desa Rendang, Kabupaten Karangasem, Senin.

PVMBG mencatat jumlah level kegempaan sebelumnya per hari rata-rata berfluktuasi mencapai 500 hingga 1.000 kali.

Namun pada berdasarkan catatan PVMBG, jumlah gempa pada pemantauan mulai pukul 00.00 hingga 12.00 WITA mencapai 85 kali gempa.

Magnitudo gempa yang terjadi dan terekam di stasiun seismik Gunung Agung selama periode krisis terus dianalisa dan dijumlahkan untuk mengestimasi volume magma yang bergerak.

Hingga saat ini, PVMBG memperkirakan lebih dari 18 juta meter kubik magma bergerak dari kedalaman menuju ke permukaan.

Meski demikian, Kasbani melanjutkan volume tersebut tidak merefleksikan volume total dari magma yang berpotensi dikeluarkan dan jika meletus volumenya dapat lebih besar dari estimasi tersebut.

Sementara itu pada pengamatan hingga pukul 12.00 WITA, asap kawah bertekanan lemah masih teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dengan tinggi 200-400 meter di atas kawah puncak.

Menurut Kepala Sub-Bidang Mitigasi Gunungapi Wilayah Indonesia Timur Devy Kamil hal itu terjadi karena uap magma masih terus mengalirkan panasnya ke permukaan karena ada perbedaan temperatur antara magma dengan sekitarnya.

Meski kegempaan menurut, namun PVMBG tidak serta merta menurunkan status awas gunung setinggi 3.142 meter di atas permukaan laut itu karena parameter lainnya masih belum konsisten.

Parameter tersebut di antaranya terjadinya penggelembungan atau inflasi pada puncak gunung sebesar 6 cm, rekahan di kawah dan gangguan hidrolis di dalam tubuh gunung akibat pergerakan magma yang banyak yang diamati menggunakan GPS, Tiltmeter dan citra satelit.

Pewarta: Dewa Wiguna
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017