Surabaya (ANTARA News) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjadi guru di Sekolah Kebangsaan yang dikemas layaknya aktivitas belajar mengajar, di Taman Jayengrono, Surabaya, Senin.

Tri Rismaharini menyampaikan bahwa sekolah kebangsaan ini penting agar anak-anak tahu bahwa kemerdekaan yang diraih, bukan karena diberi, tetapi merupakan hasil perjuangan para pahlawan.

"Kalian bisa bersekolah dan beraktivitas seperti sekarang karena hasil perjuangan para pahlawan. Karena itu, sudah seharusnya kalian meneruskan perjuangan para pahlawan," kata Risma di hadapan ratusan pelajar SD, SMP dan SMA di Surabaya.

Tentunya, lanjut dia, meneruskan perjuangan para pahlawan tidak dengan mengangkat senjata, tetapi harus siap menjadi pemenang dalam kompetisi dengan anak-anak dari seluruh dunia.

Menurut dia, dipilihnya lokasi Taman Jayengrono sebagai tempat sekolah kebangsaan karena di kawasan tersebut pada 1945 terjadi pertempuran antara arek-arek Suroboyo melawan sekutu yang mengakibatkan pimpinan sekutu, Jenderal Mallaby tewas di Surabaya. Termasuk ketika melakukan penyobekan bendera di Hotel Yamato (sekarang Hotel Majapahit) pada 19 September 1945.

"Para pahlawan dulu berani berjuang dengan alat seadanya. Tetapi mereka punya nyali dan berani demi mempertahankan kemerdekaan," katanya.

Untuk itu, Risma berpesan agar para pelajar tidak merasa takut atau rendah diri. "Kalian harus berani berjuang untuk memperebutkan keberhasilan. Apalagi kalian dibekali dengan ilmu pengetahuan. Gunakan apa yang kalian miliki untuk kemajuan kalian," katanya.

Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Surabaya Hartoyik menjadi guru pertama pada sekolah kebangsaan kali ini. Veteran pejuang yang kini berusia 87 tahun ini berkisah tentang betapa dahsyat perjuangan para pahlawan, khususnya arek-arek Suroboyo dalam mempertahankan kemerdekaan.

"Tujuan sekolah kebangsaan ini bagus agar anak-anak tidak melupakan sejarah. Terlebih di area ini (Taman Jayengrono), ada momentum sejarah luar biasa. Sebagai cucu dan cicit para pahlawan, kalian harus memiliki semangat besar untuk meneruskan perjuangan para pahlawan," kata Hartoyik.

(T.A052/I007)

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017