Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin sore, bergerak menjadi Rp13.523 per dolar Amerika Serikat (AS).

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa Senat Amerika Serikat yang menyetujui kebijakan pemangkasan pajak mendorong dolar AS terapresiasi terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah.

"Kebijakan pajak yang disetujui itu dipercaya dapat menjadi pendorong ekonomi AS, ekspektasi itu membuat permintaan terhadap aset-aset berdenominasi dolar AS meningkat," katanya.

Di sisi lain, lanjut dia, pergerakan dolar AS juga ditopang dari sentimen kemenangan partai koalisi di Jepang yang dipimpin oleh Shinzo Abe, hal itu dikarenakan Abe diperkirakan masih akan mempertahankan moneter longgar.

Sementara itu, Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, penguatan dolar AS relatif masih terbatas menyusul harga minyak mentah dunia yang bergerak menguat.

"Mata uang berbasis komoditas masih terjaga di tengah harga minyak mentah dunia yang menguat," katanya.

Ia menambahkan bahwa harga minyak cenderung naik karena kecemasan terganggunya suplai di Timur Tengah karena konflik di wilayah Kurdi, Irak.

Harga minyak jenis WTI Crude terpantau menguat 0,10 persen menjadi 51,89 dolar AS per barel, dan Brent Crude naik ke posisi 57,64 dolar AS per barel.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.535 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.517 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017