Banda Aceh (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Kelas I Blang Bintang menyebut, terdapat 16 titik panas terdeteksi berada di Aceh.

"Sore ini, kembali satelit mendeteksi total 16 hotspot (titik panas) di Aceh," ucap Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Kelas I Blang Bintang, Zakaria di Aceh Besar, Senin.

Belasan titik panas tersebut, lanjutnya, tersebar pada tujuh kabupaten di provinsi yang terletak paling ujung Utara dari Pulau Sumatera.

Dari 16 titik panas, dia merinci, sebanyak lima titik diantaranya terpantau di Nagan Raya yang terpusat pada dua kecamatan yakni Darul Makmur empat titik, dan Kuala satu titik.

Lalu Aceh Barat dan Gayo Lues terdeteksi enam titik panas, masing-masing kabupaten terdapat tiga titik di tiga kecamatan yakni Johan Pahlawan tiga titik, Blang Jeramo dua titik, dan Putri Betung satu titik.

Kemudian di kabupaten penghasil kopi baik jenis arabika maupun robusta yaitu Aceh Tengah, terpantau dua titik panas pada dua kecamatan yaitu Atu Lintang, dan Laut Tawar.

Sisanya tiga titik panas lagi berada di tiga kabupaten dengan wilayah penyebaran masing-masing satu titik panas untuk setiap kecamatan.

"Kecamatan Barah Rot di Aceh Barat Daya, di Kecamatan Bakongan Timur untuk Aceh Selatan, dan Kecamatan Matang Kuli di Aceh Utara," terangnya.

"Terdapat enam titik panas memiliki tingkat kepercayaan kebakaran di atas 73 persen. Bahkan tiga titik panas di Aceh Barat tercatat 88 persen, 91 persen, dan 96 persen," jelas Zakaria.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat, Edison melaporkan, pihaknya mendatangkan dua unit mobil tanki air dari Provinsi Aceh untuk membantu penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Kita akan mendatangkan lagi dua unit mobil tanki air, sebab kawasan titik api yang terbakar hutan dan lahan jauh, tidak bisa diakses mobil pemadam kebakaran (damkar), kemudian juga tidak tersedia sumber air di lokasi itu," katanya.

Ia menyebut, pihaknya memiliki keterbatasan dana terkait pengadaan sarana dan prasarana dalam penangananan karhutla yang terjadi beberapa hari terakhir, sehingga upaya pemadaman tidak terkendala.

Edison menyampaikan, dua unit armada milik Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) itu, sebelumnya telah disiagakan di Aceh Barat karena bencana karhutla pada Juli 2017.

Kemudian sudah ditarik kembali ke provinsi, setelah tanggap darurat karhutla ditutup, ujarnya.

Pewarta: Muhammad Said
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017