Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa pagi, bergerak menjadi Rp13.522 per dolar Amerika Serikat (AS).

"Sejumlah sentimen positif yang beredar di dalam negeri mendorong rupiah terapresiasi terhadap dolar AS," kata Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta.

Ia mengemukakan bahwa apresiasi rupiah tidak terlepas dari adanya penilaian terhadap kebijakan Presiden RI Joko Widodo dalam meningkatkan pembangunan infrastruktur selama tiga tahun terakhir ini yang telah menggairahkan kembali kalangan industri infrastruktur dalam mengembangkan bisnisnya.

"Infrastruktur yang membaik akan meningkatkan aktivitas ekonomi nasional yang akhirnya mendorong perekonomian tumbuh," katanya.

Selain itu, lanjut dia, Bank Indonesia yang membuka transaksi swap lindung nilai dalam mata uang non dolar AS untuk mata uang Euro (EUR), mulai 25 Oktober 2017 juga turut berdampak positif pada stabilitas rupiah.

"Diharapkan kebijakan itu dapat mendukung kegiatan investasi," katanya.

Kendati demikian, menurut dia, sejumlah sentimen eksternal masih menjadi penahan apresiasi rupiah lebih tinggi. Terpilihnya Shinzo Abe sebagai Perdana Menteri dapat mendorong dolar AS kembali terapresasi.

"Shinzo Abe diperkirakan kembali melanjutkan program pelonggaran kebijakan moneternya untuk membantu meningkatnya pertumbuhan ekonomi Jepang," katanya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017