Dubai (ANTARA News) - Lebih dari 11 juta anak Yaman membutuhkan bantuan kemanusiaan akibat perang yang berkecamuk di negara itu sejak Maret 2015, menurut laporan badan koordinasi kemanusiaan PBB OCHA, Senin (23/10).

Koalisi militer pimpinan Arab Saudi mulai campur tangan dalam konflik Yaman pada 2015 untuk mendukung pemerintah pimpinan Presiden Abedrabbo Mansour Hadi setelah pemberontak Huthi dengan dukungan Iran memaksa pemimpin negara tersebut mengasingkan diri.

OCHA menyebut konflik Yaman menimbulkan dampak yang sangat parah dan mengatakan anak-anak di negara itu menghadapi krisis pangan terbesar di dunia dan wabah kolera yang tidak pernah terjadi sebelumnya.

"Akibat tidak mendapatkan akses layanan kesehatan dan asupan gizi, anak-anak tidak dapat memenuhi potensi mereka," menurut laporan OCHA.

Anak-anak Yaman meregang nyawa "akibat dampak yang dapat dicegah seperti gizi buruk, diare, dan infeksi saluran pernapasan," menurut keterangan badan PBB tersebut.

"Sistem pendidikan berada di ambang kehancuran. Lebih dari lima juta anak terancam kehilangan akses pendidikan."

PBB menyebut Yaman sebagai krisis kemanusiaan terparah di dunia pasalnya tujuh juta warga negara itu terancam kelaparan dan wabah kolera telah merenggut lebih dari 2.000 korban jiwa.

Lebih dari 8.650 orang tewas dalam konflik Yaman dan sekitar 58.600 lainnya cedera, banyak di antaranya merupakan warga sipil, menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), demikian AFP. (ab/)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017