London (ANTARA News) - Inggris akan menghadiahi Kanada dua bangkai kapal ekspedisi Arktik penjelajah Sir John Franklin menurut Kementerian Pertahanan Inggris.
   
Kementerian Pertahanan Inggris pada Senin waktu setempat menyatakan kepemilikan bangkai kapal malang HMS Erebus dan HMS Terror, yang pada masanya dianggap sebagai harta Angkatan Laut Kerajaan Inggris, akan diserahkan secara resmi ke dinas taman nasional Kanada dalam beberapa pekan ke depan.

Namun Inggris akan menahan "sampel kecil artefak" yang ditemukan dari bangkai kedua kapal untuk dipamerkan di museum menurut kementerian.

"Pengaturan luar biasa ini akan menjadi pengakuan nilai sejarah ekspedisi Franklin bagi rakyat Kanada, dan menjamin bangkai kapal dan artefak-artefak dilestarikan untuk generasi mendatang," kata Menteri Pertahanan Michael Fallon sebagaimana dikutip AFP.

HMS Erebus dan HMS Terror berlayar dari Inggris pada 19 Mei 1845 di bawah komando Franklin dalam misi untuk menemukan Jalur Barat Laut yang menghubungkan Samudra Atlantik dengan Samudra Pasifik.

Namun setelah berpapasan dengan dua kapal penangkapan paus di Teluk Baffin pada Agustus tahun yang sama, kedua kapal menghilang. Peristiwa itu menjadi tragedi terburuk dalam sejarah eksplorasi Arktik.

Erebus akhirnya ditemukan di Selat Victoria pada 2014 sementara Terror ditemukan dalam kondisi cukup baik dua tahun kemudian di kedalaman 24 meter sebuah teluk dekat Pulau Raja William.

Kedua bangkai kapal akan dijadikan sebagai situs bersejarah di Kanada, dan Parks Canada merencanakan ekskavasi besar Erebus musim panas mendatang.

Setelah kedua kapal terjebak dalam es, para pelaut akhirnya kehabisan pasokan setahun setengah kemudian. Satu pesan mengungkapkan bahwa Franklin dan 23 awak kapalnya meninggal dunia pada 11 Juni 1847.

Pada 22 April 1848, sebanyak 105 penyintas meninggalkan kapal dalam upaya mencapai daratan dengan berjalan kaki namun tidak ada yang selamat.

Para peneliti Kanada pada 1980an menyatakan sisa-sisa jasad anggota ekspedisi yang ditemukan di Pulau Beechey mengindikasikan mereka tewas akibat kedinginan, kelaparan dan keracunan timah dari makanan kaleng. (ab/)


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017