Jakarta (ANTARA News) - Ketua Dewan Juri Festival Film Indonesia (FFI) 2017, sutradara Riri Riza, mengatakan dalam festival tahun ini dewan juri melakukan penilaian menggunakan sistem yang terawasi.

"Juri bekerja menilai secara daring maupun luar jaringan. Ini sistemnya sudah canggih dan data yang masuk semua sangat bisa diawasi. Penilaian oleh juri juga dilakukan secara sendiri-sendiri. Tidak ada diskusi di antara mereka. Jadi unsur objektivitas dan subjektivitas masing-masing juri terjaga," kata Riri dalam siaran pers, Sabtu.

Sutradara yang mengerjakan film-film seperti "Petualangan Sherina", "Laskar Pelangi", dan "Gie" itu mengatakan bahwa 80 persen juri FFI 2017 dipilih berdasarkan rekomendasi dari asosiasi dan sisanya merupakan juri mandiri yang terdiri atas akademisi, kritikus, dan orang-orang yang berkecimpung di media massa dan perfilman.

"Kita menginginkan juri yang direkomendasikan adalah mereka yang pernah dinominasikan di FFI. Mereka adalah orang-orang yang profesional, yang sudah diakui prestasinya. Syukur-syukur pernah menerima Piala Citra," kata dia.

Peraih Piala Citra kategori sutradara terbaik pada FFI 2016 itu menjelaskan, film yang dipilih sebagai penerima penghargaan adalah film yang memenuhi tiga kriteria besar yakni gagasan jernih dan tema konstektual, pencapaian teknis dan estetika tinggi, serta dikerjakan secara profesional.

Malam penganugerahan Festival Film Indonesia 2017 akan digelar Sabtu (11/11) malam. Sebanyak 21 film masuk nominasi dalam 22 kategori penghargaan FFI yang telah diumumkan pada Malam Nominasi FFI 2017 pada 5 Oktober.

Nominasi penerima penghargaan film terbaik tahun ini meliputi "Pengabdi Setan", "Posesif" dan "Kartini",  "Night Bus" dam "Cek Toko Sebelah". Sutradara film-film itu, seperti Joko Anwar (Pengabdi Setan), Hanung Bramantyo (Kartini), Edwin (Posesif), dan Emil Heradi (Night Bus) masuk nominasi peraih penghargaan kategori sutradara terbaik.

Persaingan meraih penghargaan pemeran utama terbaik melibatkan aktor Adipati Dolken (Posesif), Deddy Sutomo (Kartini), Ernest Prakasa (Cek Toko Sebelah) dan Teuku Rifnu Wikana (Night Bus) , sementara Adinia Wirasti (Critical Eleven), Putri Marino (Posesif), Sheri Sheinafia (Galih dan Ratna), Tatjana Saphira (Sweet 20) dan Dian Sastrowardoyo (Kartini) bersaing meraih penghargaan untuk aktris terbaik.

Proses penjurian yang melibatkan 75 juri dilakukan selama dua pekan mulai 10 hingga 24 Oktober 2017.

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017