Pangkalpinang (ANTARA News) - Populasi penyu belimbing yang merupakan satwa langka di provinsi kepulauan Bangka Belitung dan masuk appendix I makin berkurang akibat kegiatan perburuan untuk dijadikan bahan obat-obatan tradisionil dan asesoris berbahan kulit. Kepala Subdinas Kehutanan Dinas Pertanian dan Kehutanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Andri Wiryono, Rabu, menyatakan bahkan penyu belimbing yang memiliki habitat di tiga lokasi, diantaranya Pulau Mendaru, kini makin sulit ditemukan. Penyu Belimbing yang merupakan satwa langka di daerah itu diperkirakan kini tinggal seribuan ekor dan terancam punah. "Biasanya nelayan masih sering menemukan penyu belimbing tersebut, tapi sekarang sudah makin sulit, Bila tidak dilakukan upaya-upaya konservasi maka satwa tersebut bisa punah," ujarnya. Penyu Belimbing harus diselamatkan dengan melakukan penangkaran. Selain itu kegiatan perburuan harus dihentikan agar satwa yang masih ada bisa bereproduksi dan berkembang biak. Ia menyatakan, petugas jagawana dan polisi kehutanan tidak ada sampai ke pulau Mendaru tersebut. Yang diperlukan adalah kesadaran warga masyarakat setempat untuk tidak lagi melakukan perburuan. Upaya eksploitasi terhadap penyu belimbing bisa menyebabkan kepunahan satwa itu. Ia memperkirakan dalam waktu beberapa tahun kedepan bila tidak ada upaya penyelamatan penyu belimbing bisa habis. Penyu belimbing berkembang biak dengan cara bertelur. Upaya menyelamatkan penyu itu termasuk dengan tidak memutusmata rantai pengembangan seperti memburu telurnya untuk diperjualbelikan. "Kita sudah memiliki balai konservasi sumber daya alam, namun personilnya belum ada hingga pengawasan terhadap satwa langka masih sangat kurang," ujarnya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007