Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore, bergerak menguat sebesar 18 poin menjadi Rp13.749 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.767 per dolar AS.

"Sentimen kenaikan peringkat Indonesia oleh Moody`s menjadi salah satu faktor utama yang menopang rupiah terapresiasi terhadap dolar AS," ujar Analis Valbury Asia Futures, Lukman Leong di Jakarta, Jumat.

Pada 13 April 2018, lembaga pemeringkat Moodys Investor Service (Moodys) meningkatkan Sovereign Credit Rating (SCR) Republik Indonesia dari Baa3/Outlook Positif menjadi Baa2/Outlook Stabil.

Menurut dia, sentimen positif dari Moody`s itu dapat mendorong aliran dana investor asing masuk ke dalam negeri lebih marak yang akhirnya menopang rupiah untuk terapresiasi lebih baik lagi.

Namun, ia mengatakan, masih terdapat sentimen yang bisa membatasi pergerakan rupiah diantaranya sinyal The Fed yang hawkish terhadap kenaikan suku bunga acuannya pada tahun ini seiring perbaikan ekonomi Amerika Serikat.

"Sentimen terkait The Fed masih menjadi perhatian pelaku pasar meski `on and off`, kondisi itu dapat menahan apresiasi nilai tukar domestik," katanya.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih menambahkan bahwa setelah Fitch pada 21 Desember 2017 lalu menaikkan peringkat utang Indonesia menjadi BBB (triple B), menyusul Moodys juga meningkatkan peringkat Indonesia pada akhir pekan ini (Jumat, 13/4).

"Naiknya peringkat itu membuat risiko investasi di Indonesia menurun. Perbaikan peringkat itu juga membuat sentimen positif khususnya untuk pasar obligasi Indonesia dan membawa keyakinan penguatan fundamental ekonomi makro Indonesia," katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat (13/4) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.753 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.763 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah Jumat pagi menguat ke Rp13.752 per dolar AS
Baca juga: Rupiah menguat seiring meredanya kekhawatiran perang dagang China-AS

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018