Moskow (ANTARA News) - Rusia, Senin (21/5), dilaporkan akan mengerahkan perangkat pengacak sinyal yang digunakan di Suriah dan dalam perang di Ukraina untuk melindungi stadion Piala Dunia dari serangan drone.

Ancaman teror telah menjadi kekhawatiran utama bagi panitia turnamen sepak bola yang akan digelar pada 14 Juni sampai 15 Juli tersebut.

Rusia telah didera oleh serangkaian serangan bom bunuh diri sejak memenangkan hak untuk menjadi tuan rumah turnamen dunia itu pada 2010.

Kemungkinan seseorang menggunakan perangkat tersebut untuk menjatuhkan bom di stadion adalah hal yang tidak bisa dianggap enteng oleh Kementerian Pertahanan Rusia.

Situs berita Moskow RBK menyatakan bahwa kepala militer Valery Gerasimov pada Februari mengeluarkan perintah untuk mengerahkan stasiun pengacak sinyal di luar 12 stadion, sehingga penoperasian drone dari jarak jauh tidak dapat dilakukan.

"Drone adalah cara yang efektif untuk mengirim dua atau tiga kilogram TNT (satu atau dua pon), mendaratkan mereka pada target dan meledakkannya," kata mantan pejabat anti-teror Alexei Filatov kepada RBK.

Rusia telah menyiapkan lusinan zona larangan terbang dan pembatasan ruang udara lainnya untuk beberapa bulan mendatang.

Ini mencakup tidak hanya stadion dan 11 kota tuan rumah tetapi juga tempat pelatihan dan hotel yang akan digunakan oleh 32 tim nasional yang berpartisipasi.

Kementerian transportasi telah mengidentifikasi 41 lokasi di mana semua jenis penerbangan - dari pesawat tanpa awak - dilarang.

Mengoperasikan sebuah pesawat tak berawak akan menjadi ilegal di sekitar 100 kilometer dari salah satu 11 kota tuan rumah.

Untuk penerbangan Drone di Moskow secara permanen dilarang.

Presiden Vladimir Putin juga mengambil langkah yang tidak biasa pada bulan Desember secara pribadi berterima kasih kepada timpalan AS Donald Trump karena menyediakan intelijen yang membantu mencegah pemboman katedral besar di Saint Petersburg.

Baca juga: Rusia "sangat siap" untuk Piala Dunia 2018
 

Pewarta: Monalisa
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018