Jakarta (ANTARA News) - Presiden Prancis Emmanuel Macron memberi peringatan kepada bos teknologi global, termasuk bos Facebook Mark Zuckerberg, bahwa mereka tidak dapat mengambil keuntungan dari ekonomi digital tanpa memberikan kembali kepada masyarakat.

Macron mengatakan kepada tokoh kunci teknologi di istana Elysée pada hari Rabu bahwa mereka tidak bisa hanya "mengendarai gratis" tanpa memperhitungkan kebaikan bersama. Dia meminta mereka untuk membantu meningkatkan "situasi sosial, ketidaksetaraan, perubahan iklim."

"Tidak mungkin hanya memiliki pengendara bebas di satu sisi, ketika Anda membuat bisnis yang baik," kata presiden Prancis itu seperti dilansir The Guardian.

Dia bercanda: "Tidak ada makan siang gratis" dan menambahkan bahwa dia ingin "komitmen".

Zuckerberg, yang baru saja bertemu dengan parlemen Eropa di Brussels, mengadakan satu jam pembicaraan dengan Macron di mana kebijakan pajak perusahaannya diyakini menjadi salah satu topik utama yang dibahas.

Macron, yang telah lama berupaya meningkatkan investasi teknologi saat Paris mencoba mengejar ketinggalan dengan London, telah mengundang sekitar 60 tokoh kunci dari dunia teknologi ke sebuah acara di Istana Élysée, termasuk Zuckerberg, Uber Dara Khosrowshahi dan Satya Nadella dari Microsoft.

Macron (40), yang gemar memposisikan dirinya sebagai juara ekonomi digital, kemudian akan muncul di pameran teknologi Paris, VivaTech, yang dibuka pada hari Kamis.

Zuckerberg saat ini mengikuti tur permintaan maaf Facebook setelah Observer melaporkan bahwa data pribadi puluhan juta orang dipanen dan dibagi dengan konsultan politik Cambridge Analytica. Facebook mengakui bahwa data 87 juta pengguna mungkin telah dibagikan secara tidak benar, termasuk dari 1 juta pengguna di Inggris.

Baca juga: Eropa tidak berhasil gali banyak informasi dari Mark Zuckerberg

Di Élysée Palace pada hari Rabu, Zuckerberg diperkirakan harus membahas masalah pajak karena Prancis berusaha membuat perusahaan-perusahaan internet utama AS membayar pajak lebih banyak.

Facebook, bersama Google, Apple dan Amazon, berada dalam pemantauan Macron dan beberapa pemimpin Uni Eropa lainnya atas penggunaan negara-negara dengan pajak rendah seperti Irlandia untuk mengurangi pajak perusahaan ke tingkat nominal.

Kantor Macron mengatakan dia mencari pertukaran yang jujur tentang bisnis dan akuntabilitas. Presiden Prancis "sedang mencari untuk memulai dialog dengan bos-bos teknologi ", untuk berbicara tentang peraturan dan pemerintahan internasional", seorang pejabat mengatakan kepada AFP.

Tetapi pertemuan itu juga merupakan bagian dari dorongan Macron untuk merayu para tokoh teknologi dalam upaya meningkatkan investasi digital dan pekerjaan di Prancis, yaitu di bidang kecerdasan buatan.

Masalah untuk diskusi dengan Zuckerberg dan yang lainnya termasuk perlindungan data, memerangi perkataan yang mendorong kebencian dan pertempuran melawan berita palsu. Pemerintah Prancis sedang mempersiapkan undang-undang untuk melarang berita palsu secara online selama periode pemilihan, termasuk aturan baru untuk situs web untuk memberikan transparansi lebih banyak tentang konten bersponsor.

Baca juga: Pertama di dunia, Facebook resmikan Ruang Komunal Indonesia
 

Pewarta: Monalisa
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018