Kuala Lumpur (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla selaku wakil kepala negara RI mendapatkan posisi sangat terhormat, langsung berada di sebelah kursi PM Malaysia Abdullah Badawi di podium utama dalam acara peringatan hari kemerdekaan ke-50 Malaysia di Dataran Merdeka, Kuala Lumpur, Jumat. Padahal ketika gladi resik, posisi kursi Indonesia yang diwakili Jusuf Kalla berada paling ujung di antara para tamu terhormat para kepala negara. Posisi kursi Wapres Jusuf Kalla langsung di sebelah PM Malaysia dan diapit oleh Wakil PM Malaysia Najib Tun Razak. Para tamu kepala negara yang hadir ialah Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, Pangeran Inggris Andrew, PM Singapura Lee Hsien Loong, PM Thailand Surayud Chulanont, PM Kamboja Hun Sen, PM Laos Bouasone Bouphavanh, PM Vietnam Nguyen Tan Dung. Hampir semua negara ASEAN diwakili oleh kepala negara atau kepala pemerintahannya langsung. Oleh sebab itu ketika gladi resik Kamis (30/8), posisi kursi Indonesia berada paling ujung, tapi ketika acara berlangsung Indonesia berada di tempat paling terhormat, diapit oleh PM dan Wakil PM Malaysia. Sultan Agung Malaysia, Mizan Zainal Abidin, PM Abdullah Badawi serta Wakil PM Najib Tun Razak tampak memberikan sambutan dan salaman hangat serta mesra ketika bersalaman dengan Wapres Kalla. Usai menghadiri upacara kemerdekaan, Wapres menjelaskan pembicaraan dengan Pak Lah, panggilan akrab PM Abdullah Badawi. "Pak Badawi tadi menjelaskan kepada saya bahwa ia sudah berbicara dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono( Rabu malam, 29/8) dan sudah menyatakan minta maaf," katanya. Jusuf Kalla menambahkan kepala pemerintahan Malaysia sudah minta maaf kepada Yudhoyono dan juga minta maaf dengan rakyat Indonesia. Akan tetapi, proses hukum terhadap pemukulan Donald Pieter Luther Kolopita, terutama ganti rugi atas luka-lukanya harus jalan terus. "Tergantung Pak Donald-lah mau menuntut secara pidana maupun perdata," katanya. Ketika ditanya apakah Indonesia akan menarik kesepakatan dengan pemerintah Malaysia mengenai majikan berhak memegang paspor TKI, ia mengatakan kebijakan itu akan terus dilanjutkan. Padahal ILO, LSM internasional dan PBB telah memprotes kebijakan itu karena melanggar hak azasi manusia dann sering menjadi alasan TKI ditangkapi karena tidak memegang paspor. Perayaan kemerdekaan ke-50 Malaysia berlangsung sederhana namun sangat meriah. Awalnya para pejabat dan tamu undangan datang ke Dataran merdeka. Setelah Sultan Agung Malaysia datang kemudian berdiri dan menyanyikan lagu kebangsaan 'Negaraku'. Setelah itu dilanjutkan para pelajar sekitar 1.500 orang membentuk berbagai formasi peta Malaysia kemudian formasi DEB (Dasar Ekonomi Baru) terus dilanjutkan dengan parade dari berbagai instansi pemerintah diselingi drum band berbagai macam sekolah yang melintas di depan panggung para kepala negara. Ada dua hal yang menarik dalam parade itu ketika menampilkan parade partai politik hanya menampilkan parpol yang masuk dalam Barisan Nasional (BN), yakni UMNO, MCA (Malaysian Chinesse Association), dan MIC (Malaysian India Congress), sementara partai oposisi seperti PAS, DAP dan Partai Keadilan Rakyat, partainya Anwar Ibrahim tidak ada. Yang menarik lainnya, adanya barisan veteran pahlawan, yaitu veteran perang Inggris, Australia, dan Selandia Baru, padahal peringatan kemerdekaan ini adalah untuk memperingati lepasnya Malaysia dari penjajahan Inggris. (*)

Copyright © ANTARA 2007