Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI, Marsekal TNI Djoko Suyanto, membantah pemberhentian Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal ) Laksamana TNI Slamet Soebijanto dari jabatannya akibat terlalu seringnya terjadinya perbedaan pendapat. "Itu rumor, tidak ada itu. Pergantian murni merupakan regenerasi di TNI," kata Djoko Suyanto, usai acara Munas Pepabri XIII, di Istana Negara, Jakarta, Rabu. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu, melantik Laksamana Madya TNI Sumardjono menggantikan Slamet Soebijanto. Sumarjono sebelumnya menjabat sebagai Inspektur Jenderal Departemen Pertahanan. Djoko beralasan, penggantian Slamet Soebijanto adalah karena yang bersangkutan telah memasuki masa persiapan pensiun. "Pergantian sebagai masa transisi di organisasi TNI AL dan semua angkatan merupakan yang wajar bagi saya. Jadi jangan anda berpikiran karena ada ketidakcocokan dalam pengambilan keputusan," tegas Djoko. Menurut Djoko Suyanto, perbedaan pendapat terutama dalam rapat-rapat di TNI merupakan hal yang biasa, namun kalau sudah ada keputusan, maka keputusan itu harus harus dihormati. "Pergantian dilakukan sesuai kebutuhan, bukan karena lama tidaknya seseorang menjabat," tandas Djoko. Dalam penunjukan figur, diutarakan Djoko, dirinya diminta oleh Presiden menyiapkan tiga nama calon. "Keputusannya di tangan Presiden. Ya Sumarjono menurut saya figur yang tepat untuk itu," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2007