Jakarta (ANTARA News) - Seorang bankir nasional mengatakan pertumbuhan ekonomi pada 2008 tetap tumbuh di atas enam persen, meski ada gejolak ekonomi global yang sedikit banyak mempengaruhi ekonomi nasional. "Gejolak ekonomi global memang akan berpengaruh terhadap ekonomi nasional, namun tingginya pertumbuhan ekonomi China dan India agak menghambat tekanan global tersebut," kata Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk, Agus Martowardoyo, kepada pers di Jakarta, Rabu. Menurut dia, pemerintah sendiri juga telah memprediksi target ekonomi ekonomi nasional pada 2007 sedikit menurun dari 6,5 persen menjadi antara 6,2 persen sampai 6,3 persen. "Kami optimis perbankan masih tetap menyalurkan kreditnya kepada mitra usaha, karena ekonomi Indonesia tetap di atas 6 persen," katanya. Pemerintah, lanjut dia, terus melakukan pembenahan baik di sektor investasi maupun sektor riil untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional tumbuh lebih baik. Sektor riil merupakan faktor utama yang mendorong pertumbuhan ekonomi, karena itu diharapkan makin menggeliat yang didukung pula oleh masuknya investor asing menginvestasikan dananya ke pasar domestik dalam jangka panjang, katanya. Kasus subprime mortgage, kenaikan harga minyak dunia yang diperkirakan bisa mencapai 110 dolar AS perbarel dan pengalihan dari dolar AS ke euro merupakan faktor-faktor yang menghambat ekonomi global. Namun semua itu akan dapat terlihat pada kuartal pertama 2008, apakah memang ekonomi global mengalami kelambatan yang serius, tuturnya. Meski demikian, menurut dia perbankan masih tetap bisa menyalurkan kredit ke sektor produktif, karena pemerintah terus memfokuskan pertumbuhan selain melalui sektor konsumsi juga didukung dengan makin menguat harga komoditi primer, ucapnya. Aset Bank Mandiri Agus Martowardoyo menjelaskan Bank Mandiri saat ini memiliki aset sebesar Rp273 triliun, atau mengalami kenaikan dibanding tahun lalu yang mencapai Rp253 triliun dan total kredit yang disalurkan sebesar Rp121 trililun. Laba bersih perseroan juga meningkat dari Rp1,1 triliun pada tahun 2006, pada sembilan bulan pertama 2007 telah mencapai Rp3,1 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) perseroan juga meningkat mencapai Rp123 triliun dari sebelumnya Rp92 triliun, katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2007