Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah, Kamis pagi, merosot tajam jauh di atas level Rp9.200 per dolar AS, karena pelaku aktif membeli dolar AS, setelah dilaporkan pertumbuhan ekonomi AS 2008 akan membaik. Aktifnya pelaku membeli dolar AS menekan nilai tukar rupiah turun tajam menjadi Rp9.245/9.250 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.175/9.228 atau melemah 70 poin. Analis Valas PT Bank Niaga Tbk, Noel Chandra, di Jakarta, mengatakan isu membaiknya ekonomi AS memicu pelaku memburu greenback yang didukung pula oleh data penjualan retail AS bulan Oktober 2007 menguat 0,2 persen. Bahkan mata uang asing negara 'Paman Sam' itu di pasar regional juga menguat baik terhadap yen dan euro masing-masing menjadi 111,27 dan 1,4646, katanya. Rupiah, lanjut Noel Chandra, apabila tidak ada hambatan akan terus terkoreksi hingga mendekati level Rp9.300 per dolar AS, karena tekanan negatif pasar makin besar. Kondisi ini akan memaksa Bank Indonesia (BI) kembali masuk pasar melepas dolar AS untuk menahan gejolak rupiah yang terus terpuruk, ucapnya. Menurut dia, BI pasti akan masuk pasar melihat tekanan negatif itu cukup besar yang menekan rupiah terpuruk hampir mencapai 100 basis poin. Koreksi rupiah yang cukup besar merupakan yang pertama kali dalam bulan ini dan harus segera diantisipasi dengan cepat, apabila terlambat, maka rupiah akan terus meluncur hingga meliwati angka batas psikologis Rp9.300 per dolar AS, katanya. Dikatakannya, pelaku kemungkinan besar panik dan melakukan aksi beli dolar AS, meski AS saat ini masih dilanda kasus subprime mortgage dan pengetatan pengaturan kredit yang menimbulkan kerugian besar bagi lembaga keuangan. Namun kenaikan dolar AS yang cukup tajam memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan negara itu yang mulai tumbuh dengan baik. Membaiknya pertumbuhan ekonomi AS juga memberikan harapan ekonomi global akan makin membaik yang diperkirakan akan makin memburuk pada tahun depan, demikian Noel Chandra. (*)

Copyright © ANTARA 2007