Palangka Raya (ANTARA News) - Konsorsium perusahaan asal China memenangkan tender pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, dengan nilai sekitar 120 juta dollar AS atau Rp1,1 triliun. "Kami harap mulai Februari mendatang tahap konstruksi sudah bisa dimulai dan paling lambat dapat operasional menyalurkan daya listrik pada tahun 2009," kata Kepala Subdin Minyak, Listrik dan Energi Dinas Pertambangan dan Energi Kalteng, Thomas Sembiring, di Palangka Raya, Minggu Konsorsium yang memenangkan tender itu terdiri atas tiga perusahaan, yaitu Consortium of China National Heavy Machinery, Group Shandong Electric Power Constructions, dan PT Mega Power Mandiri Indonesia. Menurut Thomas Sembiring , pembangunan PLTU kapasitas 2 x 60 Mega Watt di wilayah Buntoi, Pulang Pisau, itu dapat mengatasi ketergantungan daya listrik dari Provinsi tetangga, Kalimantan Selatan. Sementara daya yang dihasilkan hanya sekitar 40 persen atau antara 40 MW hingga 45 MW yang akan diserap untuk melayani Kalimantan Tengah, sehingga sisanya akan masuk ke sistem transmisi Kalimantan Selatan - Kalimantan Tengah, terutama untuk menambah daya di Kalsel. "PLTU ini pada tahap awal memang hanya mampu menjangkau empat kabupaten/kota di Kalteng, yakni Kapuas, Pulang Pisau, Palangka Raya, dan Katingan. Sedangkan 10 kabupaten lain masih akan menggunakan pembangkit `isolatated` akibat keterbatasan jangkauan transmisi," jelasnya. Terkait lokasi pembangunan PLTU Pulang Pisau, Thomas mengatakan telah selesai tahap pembebasan lahan seluas 40 hektar oleh Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau. Selain upaya pembangunan PLTU Pulang Pisau, sejumlah pembangkit listrik lain kini tengah dipacu pembangunannya diantaranya PLTU Sampit dan PLTU Pangkalan Bun masing-masing kapasitas 2 x 7 MW, serta rencana pembangunan PLTG 2 x 40 MW di Barito Utara yang dikerjakan Medco Group. Pemerintah daerah, kata Thomas, juga akan membangun jaringan transmisi 150 ribu KVA Palangka Raya-Sampit untuk menghubungkan listrik yang selama ini berdiri sendiri-sendiri itu. Pembangunan transmisi itu diharapkan selesai 2012 dan membentuk sistem Kaltim - Kalselteng. Sistem kelistrikan di Kalteng saat ini sebagian besar masih dipasok dari PLTU Asam-Asam dari sistem Barito, Kalimantan Selatan. Daerah-daerah lain yang sistem listriknya berdiri sendiri selama ini menggunakan PLTD yang sering mengalami kerusakan karena faktor usia mesin. Sementara panjang total jaringan listrik di Kalteng tercatat sebanyak 6.792 kilometer dan baru menjangkau pelanggan sebanyak 234.288 rumah tangga yang terkonsentrasi di perkotaan atau dengan nilai ratio elektrifikasi hanya 38 persen dari total rumah tangga setempat. Kualitas listrik yang ada juga masih sangat rendah bahkan secara rutin masih terjadi pemadaman bergilir untuk melakukan perawatan pembangkit. "Pembangunan PLTU di berbagai daerah itu diharapkan dapat mengatasi masalah pemadaman bergilir. Selain juga memberikan jaminan bagi investor untuk berinvestasi di Kalteng," tambah Thomas.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008