Jakarta (ANTARA News) - Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Sisno Adiwinoto meminta masyarakat untuk mewaspadai munculnya kejahatan dengan melempar telor ke kaca mobil bagian depan. "Kalau dulu banyak kejahatan dengan modus tebar paku di jalanan maka sekarang telah ada modus baru yakni melempari kaca mobil dengan telor," katanya usai silaturahmi dengan pimpinan media massa di Jakarta, Rabu. Ia menjelaskan, setelah penjahat melempar telur kemudian pecah di kaca mobil bagian depan, maka pelempar telur akan kabur sedangkan pengemudi akan berusaha membersihkan kaca dengan mengaktifkan alat pembersih kaca mobil (wiper). Namun, pembersihan telor pecah dengan wiper itu justru akan membuat kaca buram sehingga memaksa pengemudi turun untuk membersihkan dengan lap. "Saat membersihkan dengan kain lap itulah, ada penjahat lain yang beraksi dengan mengambil barang-barang berharga dari dalam mobil. Pengemudi biasanya konsentrasi mengelap kaca sehingga lengah atas keamanan barang dalam mobil," katanya. Sisno mengatakan, hingga kini memang belum ada laporan resmi masyarakat dan menjadi permasalah hukum sebab belum ada yang memberikan laporan resmi. "Tapi, informasi itu sudah banyak masuk ke polisi namun belum ada kasus yang dilaporkan secara resmi," katanya. Kendati itu, ia meminta warga untuk waspada jika mengalami kejadian pelemparan telur saat mengemudikan mobil. Untuk menghindari itu, ia meminta agar pengemudi tetap menjalankan kendaraan kendati kaca mobil telah dilempar dengan telur. "Jika pecahan telor tidak dibersihkan dengan wiper, pengemudi tetap dapat melihat ke depan kendati pandangan agak terganggu. Telur hanya akan mengotari sebagian kaca saja. Mobil sebaiknya jalan terus aja dengan pelan-pelan namun harus tetap waspada," katanya. Pembersihan kaca, katanya, sebaiknya dilakukan bila bertemu atau dekat dengan polisi baik yang di pos polisi, polsek, patroli ataupun yang sedang berjaga di tempat-tempat umum. "Yang penting adalah warga harus hati-hati jika mengalami kejadian ini karena bisa jadi ia sedang diincar oleh penjahat," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008