Denpasar (ANTARA News) - Sedikitnya 15,5 hektar sawah yang berlokasi di pinggiran pantai Desa Bungkulan, Kabupaten Buleleng, hingga kini masih terendam air akibat bencana alam gelombang pasang yang menerjang pesisir utara Pulau Bali. Bencana yang terjadi sejak Tahun Baru Imlek 2559 dan puncaknya pada hari Minggu (10/2) mengakibatkan 111 rumah nelayan rusak, namun tidak sampai menelan korban jiwa. Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial Propinsi Bali, Drs Anak Agung Gede Alit, di Denpasar Selasa mengatakan, pihaknya telah mengirim staf untuk mengecek ke lapangan, perlu tidaknya membantu kebutuhan pangan yang bersifat mendesak. "Begitu petugas lapangan datang, segera ditindak lanjuti, termasuk kemungkinan mendrop bantuan beras, bahan sandang dan keperluan lainnya," ujar Agung Alit. Pemerintah memiliki persediaan pangan yang cukup memadai, yang dipersiapkan sejak dini untuk mengantisipasi kemungkinan menghadapi bencana alam, yakni sedikitnya 63 ton beras dan bahan pangan lainnya. Terjangan gelombang pasang di pantai utara Bali itu, selain mengakibatkan kerusakan rumah penduduk dan sawah yang berisi tanaman padi umur 45 hari terendam air laut, juga membuat nelayan tidak berani melaut. Sawah yang terancam gagal panen tersebar di sejumlah subak, namun yang terparah di subak Hyangai, menyusul subak Dalem, Subak Yeh Lembu dan subak Pungakar.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008