Valletta, Malta (ANTARA News) - Negara Arab yang menghadiri pertemuan Uni Eropa (UE)-Liga Arab di Malta, Selasa, melobi pemerintah Belanda agar tidak mengeluarkan film anti-Islam yang sangat kontroversial dan akan diluncurkan di Belanda. Menteri luar negeri Suriah, Mesir dan Marokko menyampaikan penentangan terhadap film tersebut kepada Menteri Negara Urusan Sosial dan Tenaga Kerja Belanda, Ahmed Aboutaleb, yang juga beragama Islam, pada pertemuan tingkat menteri yang berakhir Selasa, demikian laporan The Times of Malta. Pemimpin sayap kanan-jauh Belanda, Geert Wilders, berada di belakang film berdurasi 15-menit (Fitna), yang menurut laporan awal mencela Al-Qur`an sebagai buku fasis dan menyatakan kita suci umat Muslim itu menghasut orang untuk membunuh. Para pemimpin politik khawatir mengenai letupan baru konflik lintas-budaya yang serupa dengan yang meletus pada awal 2006, setelah diterbitkannya kartun yang menghina Nabi Muhammad SAW di Denmark. Aboutaleb, yang berperan sebagai menteri urusan luar negeri pada konferensi tersebut, mengatakan kepada harian utama Malta bahwa ia telah berbicara mengenai masalah itu. "Peran saya dalam pembahasan di sini ialah untuk menjelaskan kepada teman-teman Arab kami bahwa kami memiliki Undang-Undang Dasar yang menjamin kebebasan berbicara ... yang berarti bahwa tak perlu, terutama, sejauh ini, bagi pemerintah untuk ikut-campur," katanya. Ia berkeras, "Kami tak dapat dan tak ingin ikut-campur." Namun ia menegaskan bahwa kasus tersebut masih dapat dibawa ke pengadilan dengan dasar kebencian rasial atau diskriminasi. Aboutaleb menegaskan bahwa ia berharap masyarakat Muslim tak membalas dengan kekerasan, tapi berjuang balik dengan menggunakan senjata yang sama berupa kebebasan menyampaikan pendapat. Keinginan Wilder, menurut dia mewakili satu kelompok minoritas yang sangat kecil di parlemen Belanda, adalah untuk memprovokasi. "Jika ada pembalasan, itu lah yang sebenarnya diingini oleh Wilder." Namun, pemerintah Belanda dilaporkan sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan pukulan internasional dan sudah menginstruksikan kedutaan besarnya di seluruh dunia mengenai cara bertindak setelah film tersebut diluncurkan. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008