Jayapura (ANTARA News) - Perjuangan gerakan separatis Papua sudah kehilangan arah dan berbagai upaya kelompok yang ingin memisahkan Papua dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di forum internasional semakin tidak populer lagi. Hal itu disampaikan Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Haryadi Soetanto ketika bertatap muka dengan para tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan mantan pejuang keutuhan NKRI di Papua, mahasiswa dan kalangan pers yang berlangsung di lapangan tenis Bumi Cenderawasih Damai, Kawasan Waena, Jayapura, Jumat (29/2). "Untuk mencegah munculnya gerakan separatis itu maka ke depan, semua komponen masyarakat di Papua, baik pemerintah, TNI, Polri, tokoh masyarakat, pemuda dan mahasiswa maupun kaum perempuan memusatkan perhatian dan energi pada pembangunan yang menyejahterakan rakyat," kata Pangdam. Pembangunan merupakan keharusan ketika Pemerintah Pusat telah mengucurkan dana pembangunan triliunan rupiah yang tidak boleh disalahgunakan oleh siapapun juga. Pemerintah, lanjut Pangdam Haryadi, harus konsisten membangun di segala bidang kehidupan demi kesejahteraan rakyat. Dengan demikian, kelompok separatis dapat kehilangan arah untuk melakukan provokasi di tengah rakyat. Pembangunan yang berkeadilan, lanjut Pangdam Haryadi menjadi kebutuhan dasar dan mendesak di tanah Papua. Pangdam Cenderawasih mengakui kalau anggaran pembangunan Papua dalam bingkai Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua telah mencapai Rp29 Triliun melebihi anggaran pembangunan pertahanan di tingkat nasional sebesar Rp15 triliun dari Rp33 Triliun yang dianggarkan, sedangkan sisanya masih ditunda. Bersamaan dengan itu, jumlah penduduk di Papua sekitar 2,6 juta jiwa sehingga mustahil bagi kita untuk tidak menyejahterakan rakyat Papua dengan anggaran pembangunan sebesar itu. Pada bagian lain dari pengarahannya, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Haryadi mengatakan, sekitar enam ribu warga Papua yang selama ini bermukim di Papua Nugini akan berepatriasi ke tanah kelahiran mereka sehingga hal ini harus dipersiapkan secara baik dan matang agar tidak menimbulkan permasalahan baru di Papua yang saat ini tingkat keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) sudah kondusif. "Kita semua harus membantu agar mereka yang kembali dari PNG dapat benar-benar menjadi saudara kita sendiri, sebangsa dan setanah air Indonesia. Pengalaman hidup mereka di luar negeri hendaknya menjadi modal bagi pembangunan tanah Papua yang lebih adil, damai dan sejahtera dalam bingkai NKRI," katanya. Untuk itu, Pangdam meminta para pemimpin masyarakat agar memiliki hati untuk rakyat, bukan sebaliknya menjadi raja-raja kecil di daerahnya masing-masing. Sedangkan kepada saudara-saudara yang bermukim di tapal batas RI dengan PNG diminta tetap memanfaatkan Pas Lintas Batas (PLB) jika bepergian mengunjungi sanak keluarga di wilayah negara tetangga, begitupun sebaliknya. "PLB sangat penting dikantongi para pelintas batas antarnegara RI dengan PNG agar tidak menimbulkan kecurigaan aparat keamanan yang bertugas di perbatasan itu dan saya pun meminta kepada aparat keamanan agar bertindak persuasif ketika berhadapan dengan para pelintas batas apalagi TNI adalah anak kandung rakyat," katanya. Tatap muka antara Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Haryadi dengan para tokoh masyarakat, veteran, pemuda, mahasiswa dan kalangan pers itu berlangsung dalam suasana penuh keakraban. Pada kesempatan tatap muka itu, Pangdam didampingi Komandan Korem 172/Praja Wira Yakthi, Kol.Kav.Burhanuddin Siagian dan sejumlah petinggi TNI di lingkungan Kodam XVII/Cenderawasih dan Krem 172/PWY. Sebelum berdialog, Pangdam Cenderawasih berkenan meresmikan Media Center Korem 172/PWY yang terletak di markas Korem 172/PWY Kawasan Padang Bulan, Jayapura.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008