Kuala Lumpur (ANTARA News) - Ketua pemilihan Malaysia, yang sedang dalam kontroversi menjelang pemungutan suara pada akhir pekan ini, hari Kamis mengatakan bahwa rumahnya dirusak dalam suatu serangan bermotif politis. Polisi mengatakan bahwa cat merah dilempar melewati gerbang rumah Abdul Rashid Abdul Rahman, ketua Komisi Pemilihan. "Hari ini rumah saya dirusak tetapi saya tidak akan terintimidasi. Saya akan terus melakukan tanggung jawab saya tanpa takut dan ragu," katanya sebagaimana dikutip kantor berita resmi, Bernama. Abdul Rashid memicu kegemparan pada pekan ini dengan membatalkan rencana penggunaan tinta anti-luntur untuk menandai jari pemilih pada pemilihan umum yang akan berlangsung hari Sabtu. Dia mengatakan pihak berwenang telah mengungkap rencana sabotase tempat pemungutan suara lewat penggunaan tinta selundupan, dan partai-partai oposisi menganggap keterangan Abdul Rashid "menggelikan". Abdul Rashid kepada Bernama mengatakan bahwa serangan cat di rumahnya itu bermotif politis dan berhubungan dengan masalah tinta Pemilu. Dia juga mengatakan telah menerima SMS ancaman dan intimidasi sejak mengumumkan hal tersebut. "Mereka yang melakukan perbuatan kasar ini pasti kecewa dan menolak untuk menerima alasan-alasan rasional Komisi Pemilihan. Mereka sedang emosional dan tidak menggunakan otak," katanya seperti dilansir AFP. Para penganjur reformasi pemilihan menuduh Abdul Rashid bersekongkol dengan koalisi yang berkuasa dan mereka mengemukakan keputusan itu merupakan usaha terakhir untuk mencurangi pemilihan. Lembaga Human Rights Watch pada pekan ini mengatakan bahwa warga Malaysia tidak akan mendapatkan pemilihan yang adil pada Sabtu dan mereka menuduh pemerintah memberangus oposisi serta memanipulasi proses pemilihan.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008