Bogota (ANTARA News) - Seorang lagi pemimpin kelompok pemberontak Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) tewas Jumat pagi, selama pertempuran di bagian tengah negeri itu, kata beberapa sumber militer Jumat. Ivan Rios adalah pemimpin kedua FARC yang tewas dalam operasi militer Kolombia. Operasi terhadap FARC dilanjutkan di daerah pedesaan Aguadas di kotapraja Samana di bagian tengah-barat Caldas. Rios dipandang sebagai salah satu pimpinan yang paling dekat dengan Komandan "Manuel Marulanda" dan diakui sebagai salah seorang pemimpin ideologi paling radikal di FARC. Pada Sabtu lalu, tentara pemerintah Kolombia menewaskan komandan nomor dua FARC Edgar Devia, alias Raul Reyes, di wilayah Ekuador, sehingga menyulut krisis diplomatik dan membuat Kolombia tak memiliki hubungan diplomatik dengan Ekuador, Venezuela dan Nikaragua. Namun belakangan pemerintah Kolombia mengkonfirmasi bahwa Rios bukan tewas dalam pertempuran tapi dibunuh oleh anak buahnya di bagian tengah negara itu. Saat terkepung pasukan pemerintah, beberapa pemberontak memotong tangan kanan Rios dan membawanya ke pemerintah sebagai bukti ia telah tewas. "FARC telah menderita pukulan baru yang keras: kematian Manuel Jesus Munoz, yang dikenal sebagai `Ivan Rios`, anggota lain pimpinan kelompok teror tersebut," kata Menteri Pertahanan Kolombia Juan Manuel Santos. "Dalam waktu kurang dari satu pekan, berkat upaya gabungan pasukan kita, FARC telah kehilangan dua anggota paling pentingnya," katanya. Menurut pernyataan yang dibacakan kepada wartawan oleh Santos, pemimpin pemberontak itu dibunuh oleh anak buahnya saat mereka mengawal dia melewati satu wilayah di provinsi Caldas dan Antioquia dan mereka "terkepung" oleh personil Angkatan Darat. "Pemberonak ini, alias `Rojas`, membawa tangan kanan Rios, tanda pengenal, pasport dan komputer pribadi Ivan Rios. Dalam kata-katanya sendiri, orang yang dijuluki Rojas membunuh Rios tiga hari lalu," kata Santos. Santos tak menyebut-nyebut hadiah 5-juta-dolar AS yang telah ditawarkan pemerintah atas diri Rios. Media Kolombia melaporkan pemimpin pemberontak tersebut telah membuat anak buahnya kelaparan akibat pengepungan, dan anggota pemberontak membunuh dia untuk memperoleh uang hadiah, demikian Xinhua.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008