Saya akan menyurati Marty untuk menyampaikan penolakan terhadap revisi TOR kelima tersebut,"
Phnom Penh (ANTARA News) - Kamboja menolak aturan untuk penempatan tim pemantau Indonesia di wilayah perbatasan sengketa dekat candi Preah Vihear, kata Menteri Luar Negeri Kamboja, Hor Namhong, Sabtu.

Hor Namhong mengatakan penolakan tersebut dikarenakan Thailand mengajukan sebuah lokasi di wilayah Kamboja bagi pemantau yang ditempatkan di pihaknya.

Penolakan itu merupakan jawaban atas kerangka acuan (TOR) yang diajukan Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa, yang saat ini menjabat sebagai Ketua ASEAN, pada 28 April, untuk penempatan tim pemantau Indonesia yang akan mengawasi gencatan senjata yang dilakukan kedua pihak.

"Kamboja tidak dapat menerima revisi kelima TOR itu karena Thailand mengajukan empat lokasi bagi tim pemantau dari pihak mereka, namun salah satu lokasi berada di wilayah Svay Chhrum, Kamboja, meskipun Thailand menggunakan nama yang lain untuk wilayah tersebut," kata Hor Namhong di Bandar Udara Internasional Pnhom Penh seperti dilaporkan Xinhua.

Hor Namhong tiba di ibu kota Kamboja setelah mengajukan permohonan kepada Mahkamah Internasonal guna memperjelas keputusan Mahkamah Internasional pada 1962 terkait kasus candi Preah Vihear.

Ia mengatakan wilayah Svay Chhrum di provinsi Preah Vihear berada di wilayah Kamboja sejauh 7 kilometer dari perbatasan kedua negara.

"Saya akan menyurati Marty untuk menyampaikan penolakan terhadap revisi TOR kelima tersebut," katanya.

Kamboja menawarkan tiga lokasi -- Ta Sem, Chak Chreng, dan Pram Makara -- dekat candi Preah Vihear untuk penempatan tim pemantau di pihak mereka.

Mahkamah Internasional menetapkan candi Preah Vihear merupakan milik Kamboja pada 1962.

Candi yang dibangun pada abad ke-11 tersebut terdaftar sebagai Warisan Budaya Dunia versi UNESCO pada 7 Juli 2008. Namun, sengketa atas 4,6 kilometer persegi yang berada di dekat candi telah memantik konflik perbatasan antara Kamboja dan Thailand.

Bentrokan dalam serangkaian pertempuran itu telah menewaskan lebih dari sepuluh tentara di kedua pihak sejak 22 April.
(KR-PPT/S008)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011