Rekapitulasi Pilkada DKI

  • Sabtu, 25 Februari 2017 11:23 WIB
Rekapitulasi Pilkada DKI

Rekapitulasi Pilkada DKI

Suasana Rapat Pleno Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pilkada DKI tingkat Kota Jakarta Pusat di Jakarta, Jumat (24/2/2017). Usai rekapitulasi penghitungan suara Pilkada DKI di tingkat kota/kabupaten, KPU DKI akan melakukan rekapitulasi di tingkat Provinsi pada Minggu (26/2/2017).(ANTARA /Hafidz Mubarak A)

Rekapitulasi Pilkada DKI

Rekapitulasi Pilkada DKI

Komisioner KPU Jakarta Pusat Arif Bawono (tengah), Imam Hidayat (kanan), Yose Rizal (kedua kanan), Wahyu Dinata (kedua kanan) dan Ferid Nugroho memimpin Rapat Pleno Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pilkada DKI tingkat Kota Jakarta Pusat di Jakarta, Jumat (24/2/2017). Usai rekapitulasi penghitungan suara Pilkada DKI di tingkat kota/kabupaten, KPU DKI akan melakukan rekapitulasi di tingkat Provinsi pada Minggu (26/2/2017). (ANTARA /Hafidz Mubarak A)

Rekapitulasi Pilkada DKI
Rekapitulasi Pilkada DKI

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

  1. Eh,bagong..klo gasuka sama seseorang jgn asal jeplak aja..palagi sama org tua&mantan presiden.. Jaga loe punya bacot,warga NU & PKB jatim risih dengernya..
    0 0 Balas LaporkanHapus
  2. memang nya kamu melihat sendiri kecurangan itu dur ,kamu tu sebaiknya hidup di israel sana jangan di Indonesia ngomong asal nyeplos aja kuno main bekot ,sekarang orang dah pada tau siapa kamu ,ngak mungkin km terpilih jadi presiden lagi ,ngaco aja .
    0 0 Balas LaporkanHapus
  3. Gus Dur berhak memboikot pemilu yang tidak jujur. Makin rendahnya tingkat partisipasi politik masyarakat nenandakan ketidakpercayaan masyarakat kepada perilaku elit penguasa yang gagal mengatur negeri ini.
    0 0 Balas LaporkanHapus
  4. Bismillah. Saya mendukung perjuangan Gus Dur. Harus ada sebagian dari kita yang menyuarakan kebenaran ketika uang dan kekuasaan telah menghalalkan segalanya. Kebenaran hanya akan bisa disuarakan oleh insan-insan yang di dalam kepribadiannya telah terinternalisasi nilai-nilai kebebaran (kerohanian, spiritual, agama, keilahian, kesucian), bukan oleh para oportunistis yang melihat kemana angin bertiup lalu mengendap-endap membidik dan menerkam mangsa demi perutnya sendiri. Maju terus Gus.
    0 0 Balas LaporkanHapus
  5. Bismillah. Saya salut dan selalu kagum kepada Gus Dur. Tokoh seusia beliau masih peduli kepada lurusnya arah negara ini ke depan. Sementara di saat-saat banyak orang kian apatis dan pesimis akan derap langkah negara ini, yang telah begitu dalam terjerembab ke perangkap ideologi dan ekonomi asing. Semua tokoh muda yang banyak muncul saat ini kebanyakan oportunistis. Gus Dur harus maju terus untuk menyuarakan kebenaran. Kalah menang itu risiko dalam berpolitik, tetapi menang karena curang = NIPU
    0 0 Balas LaporkanHapus

Berita Terkait