Safari Ramadan Kapolri

  • Minggu, 11 Juni 2017 15:14 WIB

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

  1. Masalah kaburnya trainee bukan hanya masalah angka, tapi lebih kepada bagaimana kita semua berupaya untuk mengatasi fenomena yang sudah berlangsung cukup lama. Mencari akar penyebab kaburnya trainee dan berusaha mengatasinya semisal dengan pelatihan wirausaha dan edukasi perbankan yang dilakukan WGTT adalah salah satu upaya positif yang perlu dikembangkan. Saya rasa kita tidak perlu khawatir dengan kondisi ini sepanjang ada upaya konstruktif untuk mengatasinya.
    0 0 Balas LaporkanHapus
  2. benar apa yang dikatakan dicky. saya pikir masalah ini perlu mendapatkan jalan keluar yang baik, karena berpengaruh di hari-hari yang akan datang. Masih banyak orang Indonesia yang ingin ke negeri Sakura dan memiliki mental baja, disiplin dan kerja keras. jangan sampai banyak kesempatan yang hilang hanya gara-gara seperti ini.
    0 0 Balas LaporkanHapus
  3. Saya kurang setuju dengan pendapat Joni, karena saya juga mantan kenshusei di jepang selama 2 tahun dan sekarang pindah di korea. Sebenarnya orang 2 kita rajin untuk bekerja, tapi dengan budaya di jepang yang ketat membuat orang2 yang bermental tempe pada kabur dan ini membuat citra kita jelek dan akhirnya beralih cari tenaga dari Philipin, Vietnam, India dll. Kita harus memahami kontrak sebelum \"Sign\" dan sewaktu bekerja ada wadah Serikat Pekerja Asing yang jarang dimanfaatkan. Dicky di Kore
    0 0 Balas LaporkanHapus
  4. Memang fenomena kaburnya kenshusei dari perusahaan adalah masalah kompleks dan punya berbagai sebab. Saya pribadi mengamati dan mendengar sendiri bahwa iming2 gaji tinggi juga ada. Tetapi, alasan yang dikemukan pak joni saya kira juga benar, walaupun tidak berlaku untuk semua kasus. Jadi, perlu ada keseimbangan dalam memberikan informasi. Kenshusei yang baik dan patuh juga banyak, walaupun ada juga yang terpengaruh dan jadi kabur itu tadi.
    0 0 Balas LaporkanHapus
  5. sebenarnya bukan karena masalah disiplin yg menyebabkan lari. tapi karena kenyataan yg berbeda dr yg dijanjikan waktu diindonesia (biasanya gaji lebih kecil). disamping itu banyak perusahaan jepang yg curang dan pelit. karena kebanyakan perusahaan kecil, ingin untung banyak. banyak fasilitas yg tidak diberikan sesuai dg kontrak. misalnya apartemen yg buruk, penambahan jam kerja tanpa dibayar dll. jd jangan hanya menyalahkan kenshusei saja.
    0 0 Balas LaporkanHapus

Berita Terkait