Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng KH Sholahudin Wahid (tengah) bersama istri menyerahkan buku biografi Gus Dur serta Profil Pesantren Tebuireng kepada Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia, Robert O Blake Jr (kanan) di Ponpes Tebuireng Jombang, Jawa Timur, Kamis (11/12). Selain berziarah, Dubes AS, ingin memperlajari nilai-nilai yang diajarkan Gus Dur semasa hidupnya. Yakni toleransi baik dalam beragama, sosial dan politik serta meninjau kegiatan belajar mengajar ilmu agama di Madrasah Mu'alimin Hasyim Asy'ari. (ANTARA FOTO/Syaiful Arif)
Dubes AS Belajar Toleransi
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng KH Sholahudin Wahid (tengah) bersama Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia, Robert O Blake Jr (dua kiri) meninjau proses belajar mengajar ilmu agama di Madrasah Mu'alimin Hasyim Asy'ari Ponpes Tebuireng Jombang, Jawa Timur, Kamis (11/12). Selain berziarah, Dubes AS, ingin memperlajari nilai-nilai yang diajarkan Gus Dur semasa hidupnya. Yakni toleransi baik dalam beragama, sosial dan politik serta meninjau kegiatan belajar mengajar ilmu agama di Madrasah Mu'alimin Hasyim Asy'ari. (ANTARA FOTO/Syaiful Arif)
Dubes AS Belajar Toleransi
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng KH Sholahudin Wahid (kanan), Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia, Robert O Blake Jr (dua kanan), Konsul Jenderal AS di Surabaya Joaquin F Monserrate (tengah), Kapolres Jombang AKBP A Yusep Gunawan (tiga kiri) tabur bunga di makam mantan Presiden ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Jombang, Jawa Timur, Kamis (11/12). Selain berziarah, Dubes AS, ingin memperlajari nilai-nilai yang diajarkan Gus Dur semasa hidupnya. Yakni toleransi baik dalam beragama, sosial dan politik serta meninjau kegiatan belajar mengajar ilmu agama di Madrasah Mu'alimin Hasyim Asy'ari. (ANTARA FOTO/Syaiful Arif)
Komentar
25 September 2009
Saya sih setuju,,,,Rusia merasa terancam dengan AS, apa tidak boleh suatu negara,,,mempertahankan diri dan melindungi rakyat nya dari AS yang notabene selalu membenci negara yang menentangnya......
00BalasLaporkanHapus
6 April 2009
Air dibalas Air, Api dibalas api, itulah ungkapan yang paling pas untuk mengomentari Peluncuran Perdana Roket Antanr Benua Rusia, Jadi perentajaan dipersiapkan bukan untuk memusnahkan manusia, namun untuk memperhankan kedaulatan suatu bangsa, negara, disini Rusia Hanya mengimbangi NATO yang setiap saat membuat alat pembunuh yag sewaktu-waku jika sudah kadaluwarsa di hadiahkan kepada negara yang tidak berdosa, alis cuci gudang, seperti yang terjadi di Palsetina, Barat Punya banyak Tipu daya.
00BalasLaporkanHapus
3 Februari 2009
Rusia dan Amerika adalah negara yang sama-sama mempunyai POWER FULL, namun Selama ini Rusia selalu di keterbelakangi oleh Amrik, termasuk Indonesia, saya membaca artikel tentang Rusia akan menjalin kerjasama dan telah memberi Atase ke Indonesia ini sebenarnya satu titik yang terang bagi Indonesia selama ini kita telah dinina bobokan oleh pemimpin-pemimpin yang terdahulu, dan menjadi penjilat bagi negar barat tertama Amerika, Kenapa kita tidak berpindah haluan ke RUsia ?