Samarinda (ANTARA) - Provinsi Kalimantan Timur terus melakukan ekspor lada biji hitam tujuan Negara Vietnam, sebagai pengembangan produk ekspor selama ini yang didominasi kayu  ke sektor pertanian di kawasan Asia Tenggara dan sekitarnya.

Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Barantan, Agus Sunanto kepada awak media di Samarinda, Kamis mengatakan bahwa 5.000 kilogram lada biji milik PT. Sumber Alam Mitra Indonesia telah diekspor ke Vietnam dengan nilai ekspor sebesar Rp 476 juta. Ia menjelaskan saat ini Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) kembali melepas produk ekspor komoditas pertanian asal Samarinda.

Beberapa komoditas yang dilepas yakni hasil olahan turunan kelapa sawit Palm Kernel Expeller sebanyak 1.996,78 ton milik PT. Sumatera Bulkers senilai Rp 2,23 miliar dengan tujuan ekspor ke Vietnam dan hasil olahan kayu Veneer Kruing sejumlah 67,1627 m3 milik PT. Kayu Alam Perkasa Raya senilai Rp 602 juta dengan tujuan ekspor negara India.
Baca juga: Indonesia hentikan ekspor lada ke Vietnam, ini alasannya

Dengan dukungan Karantina Pertanian Samarinda dalam akselerasi ekspor produk pertanian dalam bentuk pelayanan cepat dengan Service Level Agreement 1 jam hingga 1 hari dengan pelayanan 24 jam 7 hari kerja ini diharapkan dapat meningkatkan akselerasi ekspor dari Kalimantan Timur hingga 200 persen dari tahun sebelumnya, ujar Agus Sunanto.

Dia menambahkan, Ekspor merupakan salah satu mekanisme untuk meningkatkan kesejahteraan petani disamping untuk menambah devisa negara. Oleh karena itu Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian berkomitmen untuk menjadikan tahun 2019 sebagai tahun akselerasi ekspor.

Kepala Karantina Pertanian Samarinda Agus Sugiyono memaparkan, berdasarkan data sistem IQFAST (Indonesian Quarantine Full Automation System) di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda sepanjang tahun 2018 sebanyak 266 kegiatan ekspor yakni mencapai 82,42 miliar dan ditahun 2019 hingga bulan Juli saat ini total nilai ekspor telah mencapai 57,21 miliar.

"Di Kalimantan Timur berbagai komoditas unggulan seperti hasil karet olahan, produk kayu olahan seperti plywood, moulding, veneer kruing, lada biji dan produk olahan turunan kelapa sawit telah rutin di ekspor ke berbagai negara seperti Cina, Vietnam, Myanmar, India, Taiwan, dan bahkan hingga ke Amerika Serikat", jelas Agus Sugiyono.

Agus Sugiyono menambahkan, Terdapat beberapa komoditas pertanian dan bahan asal hewan yang memiliki potensi ekspor dari Kaltim namun hingga saat ini belum dapat diekspor langsung dari Samarinda yakni pisang kepok asal Kecamatan Kaliorang Kutim, nanas sarikaya asal Kecamatan Palaran, sarang burung walet asal Samarinda, Kutim dan Kubar serta taring babi asal Kubar.

Walikota Samarinda yang diwakili Asisten II, Endang Liansyah menyampaikan, Pemerintah Kota Samarinda mendukung penuh adanya program agro gemilang ini dan berharap dengan terdapatnya fasilitas penerbangan langsung dari Samarinda melalui Bandara APT. Pranoto ini kedepan komoditas potensial tersebut dapat menjadi komoditas ekspor langsung dari Samarinda, pungkasnya.

"Pelepasan ekspor komoditas pertanian pada hari ini, membuktikan bahwa komoditas kita sudah bisa bersaing dan diterima di pangsa pasar internasional sehingga potensi besar lainnya yang kita miliki harapannya akan bisa menyusul untuk dapat diterima oleh mancanegara dengan jangkauan yang lebih luas", ucap Endang Liansyah.
Baca juga: Pengusaha Babel diminta hentikan ekspor lada ke Vietnam
Baca juga: Bangka Belitung ekspor lada putih 2.691,61 ton lebih


Pewarta: Arumanto
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019