Washington, 24/4 (ANTARA News) - Oscar de la Hoya tidak akan pernah meremehkan Steve Forbes saat ia kembali naik ring pekan depan untuk pertamakalinya sejak menelan kekalahan dari Floyd Mayweather Jr. Juara dunia itu harus menyerahkan gelar juara di kelas welter super WBC kepada Mayweather dalam pertarungan ketat pada Mei lalu dan bersiap untuk melakukan tanding ulang pada September. Petinju berusia 35 tahun itu akan menghadapi mantan juara kelas bulu super IBF Forbes di Los Angeles pada 3 Mei, pertarungan pertamanya di kampung halaman sejak kalah angka dari Shane Mosley pada 2000. "Saya sudah berlatih keras untuk pertarungan ini karena ini adalah pertandingan terpenting dalam hidup saya." De La Hoya mengatakan pernah meremehkan lawannya, yaitu saat bertarung melawan petinju yang tak terkenal asal Jerman di kelas menengah Felix Sturm pada Juni 2004 sebelum melawan juara kelas menengah Bernard Hopkins. De La Hoya tampil tanpa persiapan matang pada pertarungan itu, dan beruntung masih dinyatakan menang angka tipis. Banyak pengamat mengatakan seharusnya ia dinyatakan kalah. "Hal itu tidak akan pernah terjadi lagi," kata De La Hoya (38-5, 30-KO). "Kejadian itu adalah yang terakhir dalam tingkatan karir saya." Ia menyadari bahwa Forbes sangat siap bertarung. Ini adalah pertarungan impiannya. "Baginya, bisa mengalahkan saya adalah hal istimewa karena saya akan menampilkan pertarungan yang spektakuler." Pertarungan itu akan digelar di kelas 150 pon, 20 pon lebih berat daripada saat Forbes (33-5, 9KO) meraih gelar juara kelas bulu super dari 2000 hingga 2002. Lawan terakhir De La Hoya, yang berencana pensiun tahun ini, mengatakan masih mencari lawan yang akan dihadapinya pada pertarungan perpisahan pada Desember, dan petinju yang memiliki kesempatan besar untuk berada satu ring dengannya ialah juara kelas welter WBA Miguel Cotto. "Anda tidak bisa meremehkan semua petinju. Anda tidak bisa mencoret seorang petinju dari daftar. Yang jelas, ada Miguel Cotto, yang merupakan salah satu petinju terbaik. Namun, pertarungannya masih lama." Peraih emas Olimpiade 1992 mengulangi pernyataannya untuk pensiun, meski ia mengatakan dirinya termotivasi untuk terus bertinju. "Tidak akan ada pertarungan pada 2009, tidak ada pertandingan setelah Desember. Saya ingin tampil pada tiga pertarungan ini dan tampil sebagai juara," kata mantan juara dunia itu. "Inilah hasrat dan rasa cinta saya dengan dunia tinju. Saya suka bertarung. Saya suka berlatih. Saya selalu mencari yang terbaru. Di pemusatan latihan ini, saya akhirnya belajar bagaimana bersikap santai di ring dan menahan emosi." Ia menyarankan bahwa penemuan baru bisa membuatnya bertahan sekitar lima tahun ke depan, sebelum buru-buru menegaskan bahwa itu hanyalah sekadar canda. (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008