Tokyo (ANTARA) - Serangan cuaca panas diduga menjadi penyebab tewas seorang pekerja pembangunan kompleks Olimpiade Tokyo 2020 tewas, demikian dilaporkan televisi nasional Jepang NHK, Jumat.

Tokyo sedang gelombang panas, yang telah menyebabkan lusinan orang meninggal setahun menjelang pesta olahraga terbesar di dunia itu digelar.

Suhu panas telah menewaskan setidaknya 57 orang di seluruh Jepang sejak akhir Juli lalu dan dikhawatirkan membahayakan kesehatan atlet serta penonton Olimpiade.

Seorang pekerja berusia 50 tahun, yang sedang membentangkan kabel di luar Tokyo Big Sight, ditemukan tidak sadarkan diri pada Kamis sore dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Tapi jiwanya tidak tertolong dan akhirnya meninggal.

Tokyo Big Sight adalah gedung yang direncanakan akan digunakan sebagai pusat layanan media pada Olimpiade 2020.

Menurut keterangan polisi yang dikutip NHK, cuaca panas di lokasi proyek bisa saja menjadi penyebab sang pekerja tersebut tewas. Tapi, panitia Olimpiade Tokyo 2020 belum memberikan keterangan resmi mengenai kejadian tersebut.

Suhu di Tokyo mencapai lebih dari 31 derajat Celsius (88 Fahrenheit) sejak 24 Juli lalu, namun setahun menjelang pembukaan Olimpiade dan pada Agustus suhu diperkirakan bisa mencapai 34,8 derajat.

Dalam rentang antara 29 Juli sampai 4 Agustus, sedikitnya 57 orang tewas akibat gelombang panas di seluruh Jepang dan 18.347 lainnya dirawat di rumah sakit. Di Tokyo saja, 45 orang meninggal sejak 1 Agustus lalu, yang sebagian besar adalah orang tua yang tinggal sendiri.

Sumber: Reuters

Baca juga: Cuaca panas tewaskan 80 orang di Jepang
​​​​​​​
Baca juga: Jamaah shalat Jumat di bawah cuaca panas ekstrim Masjidil Haram

Baca juga: Capai 39,5 derajat, suhu di Jerman pecahkan rekor

Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019