Denpasar (ANTARA) - Politisi PDI Perjuangan Adian Napitupulu mengatakan mahasiswa harus dibebaskan membaca buku apapun, termasuk jika membaca buku tentang komunisme.

"Bagaimana mahasiswa tahu itu berbahaya atau tidak, kalau dia tidak pernah membaca. Bebaskan saja membaca apapun, biar dia mikir sendiri," kata Adian dalam diskusi bertajuk "Demokrasi Arus Bawah (Kisah Perlawanan Terhadap Rezim Otoriter)" yang digelar PDIP di sela Kongres V PDIP di Bali, Jumat.

Baca juga: Politikus PDIP minta Polri ungkap dalang kerusuhan 22 Mei

Baca juga: Adian Napitupulu dinilai layak jadi menteri

 

Pernyataan Adian menyikapi adanya razia buku-buku tentang komunisme yang dilakukan sejumlah oknum belakangan ini.

Dia mengatakan fakta yang terjadi saat ini, paham komunisme sudah kalah di mana-mana. Dia menegaskan saat ini tidak ada negara yang mengimplementasikan sistem komunisme secara murni.

"China saja komunismenya tidak murni. Mereka komunis di dalam, tapi watak kapitalismenya keluar menjalar ke mana-mana," kata anggota DPR RI dari Fraksi PDIP itu.

Dia mengatakan dalam sistem komunis semua sumber daya dikelola negara, sementara dalam sistem kapitalis semua boleh dikelola pribadi.

"Lalu dibuat jalan tengah 'the third way'', itulah sosialis yang cirinya sederhana, buruh pabrik boleh memiliki saham pabrik, jadi tidak dikuasai pemilik modal," kata dia.

Mantan aktivis 98 itu menegaskan bahwa perkembangan ideologi akan terus berkembang. Maka dia meminta semua pihak membiarkan mahasiswa atau kalangan muda membaca buku apapun.

Baca juga: Razia buku melanggar putusan MK

Menurutnya, apabila mahasiswa tidak bisa berpikir atas apa yang dibaca olehnya, maka kegagalan ada dalam sistem pendidikan tanah air.

"Yang kasihan itu buku Franz Magnis Suseno, dirazia juga, karena di sampulnya ada gambar Karl Marx, padahal isi bukunya mengkritik komunisme," kata dia.

"Ini kan menjadi suatu tragedi, padahal orang bilang lawan buku dengan buku, lawan tulisan dengan tulisan, lawan kata dengan kata. Di zaman orba kata-kata dilawan dengan senjata," jelasnya.

Baca juga: Seratusan buku diduga berisi ajaran komunis diamankan

 

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2019