dengan pendekatan seperti ini, bisa mendorong Ambon berhasil dalam pengembangan kelurahan,
Ambon (ANTARA) - Inovasi budaya Kalesang (peduli)  yang dilakukan Lurah Waihaong, kecamatan Nusaniwe, Ambon, Quraizin Tuhuteru pada lomba inovasi desa dan kelurahan yang digelar Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa, Kemendagri, mendapat apresiasi para juri.

"Pendekatan sosial yang dilakukan Lurah Waihaong bukan suatu hal yang mudah, karena mampu mengubah mindset masyarakatnya. ini sangat luar biasa hebat," kata Direktur Evaluasi Perkembangan Desa Kemendagri, Eko Prasetyanto Purnomo yang menjadi ketua tim juri di Ambon, Sabtu.

Eko menyatakan, inovasi dan perubahan yang terjadi pada Kelurahan Waihaong adalah suatu hal yang luar biasa, karena mengubah pola pikir dan kebiasaan suatu komunitas.
 
Dijelaskannya, dari semua inovasi yang diciptakan oleh kepala desa maupun lurah, inovasi inilah yang terbagus menurutnya, karena berbasis pada inovasi sosial.

"Ini  patut diberikan apresiasi. Dari 20 desa dan 16 kelurahan yang telah memaparkan inovasi, kelurahan Waihaong memiliki sesuatu yang unik karena mampu mengubah paradigma masyarakat terkait budaya "Kalesang"," ujarnya.

Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy mengakui, dirinya mendorong para lurah untuk mengikuti lomba inovasi dengan tujuan memotivasi para Lurah berpacu dalam meningkatkan kinerja.

"Kebijakan yang saya ambil dalam mengapresiasi kinerja para lurah yang berhasil melakukan terobosan yang bermanfaat adalah dengan memberikan promosi jabatan," ujarnya.

Inovasi Kalesang kelurahan Waihaong, kata Richard merupakan pendekatan yang efektif dalam mengakomodir semua potensi yang ada dalam wilayah tersebut.

"Saya yakin dengan pendekatan seperti ini, bisa mendorong Ambon berhasil dalam pengembangan kelurahan," katanya.

Kelurahan Waihaong melalui program inovasi budaya kalesang akan menjadi perwakilan dari Provinsi Maluku dalam lomba tingkat nasional setelah menjadi juara I pada tingkat Provinsi.

Inovasi tersebut merupakan kearifan lokal budaya kalesang Ambon yang dimulai dari lingkungan tanpa bantuan pemerintah, di antaranya menukar sampah plastik dengan surat keterangan di kelurahan, tukar sampah dengan hadiah.

Inovasi ini mampu mengubah pola pikir masyarakat dan staf kelurahan dalam melayani masyarakat, selain itu jalan, sungai, selokan menjadi bersih, parkiran, pusat jualan makanan tertata rapih, serta masyarakat puas dengan pelayanan publik di kantor kelurahan, ujarnya.


Baca juga: Jaga sumber air, warga Ambon diminta tingkatkan budaya "Kalesang"
Baca juga: Enam tim inovasi desa terbaik raih penghargaan Kemendes PDTT

 

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019