Pontianak (ANTARA) - Meski pun diselimuti kabut asap tebal dampak Karhutla (kebakaran hutan dan lahan), ribuan Umat Muslim di Kota Pontianak, Kalimantan Barat tetap melaksanakan ibadah shalat Idul Adha tahun 2019 di lapangan terbuka, yakni di Taman Alun-alun Kapuas Pontianak.

Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Minggu, mengucapkan selamat menunaikan Lebaran Idul Adha kepada Umat Muslim di kota itu, semoga bisa meneladani nabi Ibrahim AS dan Ismail AS.

"Mari kita meneladani Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS yang dengan keiklasannya dan semangat berkurbannya, yang hingga kini menjadi keteladanan Umat Muslim dalam semangat berkurban," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Edi menyampaikan kondisi ISPU (indeks standar pencemaran udara) di wilayah Kota Pontianak masih dalam kategori tidak sehat, sehingga masyarakat harus mengurangi aktivitasnya di luar rumah.

"Kalau memang aktivitas di luar tidak begitu penting, sebaiknya dikurangi, dan kalau pun harus keluar rumah sebaiknya menggunakan masker atau penutup mulut dan hidung," katanya.

Menurut dia, kabut asap yang melanda Kota Pontianak saat ini, merupakan asap kiriman dari daerah lain yang di daerahnya terjadi Karhutla.

Karena, menurut dia, letak geografis Kota Pontianak yang merupakan dataran rendah, sehingga asap dampak Karhutla dibawa oleh angin menuju dataran rendah tersebut.

Sementara dari pantauan di lapangan, meski pun kabut asap cukup tebal dari hari-hari biasanya, belasan ribu Umat Muslim masih tampak semangat dalam melaksanakan Shalat Idul Adha yang digelat PHBI (Panitia Hari Besar Islam) Kota Pontianak di Taman Alun-alun Kapuas atau di depan Kantor Wali Kota Pontianak, Jalan Rahadi Oesman.

Dalam kesempatan itu, ribuan Umat Muslim Kota Pontianak juga memanjatkan doa agar diberikan hujan, sehingga kabut asap yang melanda daerah itu bisa segera berakhir, yang dipimpin oleh Khatib Pabali Musa.
Baca juga: 497 titik api terdeteksi di Kalbar
Baca juga: Alat pemantau ISPU di Pontianak rusak
Baca juga: Kabut asap di Pontianak, kapal dilarang berlayar malam

Pewarta: Andilala
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2019