Nabi Ibrahim alaihissalam mengajarkan kepada kita bahwa obsesi dan cita-cita hidup kita sepenuhnya harus selalu diukur dengan keridhoan dan kecintaan Allah Azza wa Jalla,
Pangkalpinang (ANTARA) - Khatib Sholat Hari Raya Idul Adha 1440 Hijriyah di Lapangan Merdeka Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, H. Khusnus Anam mengatakan Nabi Ibrahim merupakan teladan, karena beliau mengajarkan bahwa seorang muslim harus sepenuhnya hidup untuk sebuah obsesi dan cita-cita yang tinggi.

"Obsesi dan cita-cita seorang mukmin tidak akan pernah terhenti hingga ia menjejakkan kakinya di dalam surga Allah," kata Pimpinan Pondok Pesantren Darul Fattah Pangkalpinang ini di Pangkalpinang, Minggu.

Ia menambahkan obsesi dan cita-cita itulah yang membuatnya rela melakukan pengorbanan demi pengorbanan di kehidupan dunia yang terlalu singkat ini.

"Nabi Ibrahim alaihissalam mengajarkan kepada kita bahwa obsesi dan cita-cita hidup kita sepenuhnya harus selalu diukur dengan keridhoan dan kecintaan Allah Azza wa Jalla," ujarnya.

Baca juga: Ribuan warga Pangkalpinang meriahkan takbir keliling

Menurut dia apa yang diridhoi dan dicintai oleh Allah dan rasulNya, maka itulah obsesi dan cita-cita seorang mukmin. Jika tidak, maka obsesi dan cita-cita itu harus segera dihapus dan buang jauh-jauh dari kehidupan kita.

"Obsesi dan cita-cita yang tidak diridhoi Allah hanya akan membawa kehidupan kita dalam serial malapetaka dan kehancuran yang tidak akan ada habisnya," tambahnya.

Maka demi obsesi dan cita-cita tertingginya akan surga, Nabi Ibrahim alaihissala melintasi gurun sahara yang kering, di bawah cengkraman terik matahari dan pelukan malam-malam yang dingin dan dia tidak sendiri dalam perjalanan itu. Istri dan bayi mungilnya ikut serta menikmati perjalanan penuh obsesi tersebut. Obsesi akan surga Allah.

Baca juga: Dari Arafah Amirul Hajj ucapkan selamat hari raya Idul Adha

Bayangkanlah, betapa tidak mudahnya perjalanan itu, tetapi inilah caranya untuk membuktikan kepada Allah, bahwa mereka bersungguh sungguh dengan obsesi tentang surga itu. Kita semua tentu mengetahui bahwa pengorbanan Nabi Ibrahim dan keluarga kecilnya itu tidak sampai disitu.

"Pertanyaan pentingnya bagi kita, sudahkah obsesi dan cita-cita hidup kita sepenuhnya untuk Allah," katanya.

Jika jawabannya adalah iya, maka seberapa besar sudah pengorbanan yang kita tunjukan kepada Allah untuk obesesi dan cita-cita tersebut. Bersyukurlah jika tahun ini kita ikut menyembelih hewan kurban, tetapi untuk obsesi sehebat surga tentu lebih dari itu.

"Dalam konteks pengorbanan ini juga, maka kita teringat kepada kisa heroik keluarga Yasir di awal Islam, saat mereka melewati penyiksaan semi penyiksaan atas komitmen keislaman mereka, lalu Rasullah menghibur mereka dengan mengatakan "Bersabarlah, wahai keluarga yasir, karena sesungguhnya janji pertemuan kalian adalah surga," jelasnya.

Baca juga: Ketersediaan hewan kurban sapi di Banten alami kekurangan

Pewarta: Aprionis
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019