Jakarta, (ANTARA News) - Ketua Umum KONI/KOI Rita Subowo meminta kepada para pemain agar tampil tanpa beban saat beraksi membela negara dalam putaran final Piala Thomas di Jakarta pada 11-18 Mei 2008. "Terutama bagi Sony sebagai tunggal pertama, karena akan berpengaruh kepada pemain yang lain," ujar Rita saat mengunjungi Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur, Selasa. Katanya pula, kedatangannya ke Pelatnas Bulutangkis bersama Sekjen KONI Rosihan Arsyad dan beberapa pengurus KONI/KOI untuk memberi dukungan pada tim. "Kami memberi motivasi dan semangat lebih untuk mereka," katanya yang juga meminta agar kebersamaan tim dijaga. Ketua KONI juga mengatakan akan menyaksikan tim saat berlaga di Istora Gelora Bung Karno itu dan juga menjanjikan sejumlah bonus bagi para pemain. Untuk tim Piala Uber, ia yakin meski hanya ditargetkan sampai semifinal, tim Uber Indonesia diharapkan bisa memberi kejutan dengan hasil yang lebih dari yang ditargetkan. Ia yang menyempatkan berkeliling pelatnas mengatakan akan membangun kolam renang sebagai salah satu sarana untuk menjaga fisik pemain. Kontrak pemain Pada kesempatan yang sama Chief de mission Olimpiade Indonesia, Rosihan Arsyad menyampaikan rencana untuk membuat kontrak dengan pemain yang akan berlaga di Olimpiade Beijing Agustus mendatang. "Ini untuk pertamakalinya Olimpiade akan ada kontrak dengan atlet," katanya. Kontrak tersebut antara lain mewajibkan pemain agar menjaga kondisi dengan baik, tidak memanfaatkan Olimpiade sebagai propaganda, tidak menggunakan doping dan mematuhi peraturan lain. Sementara hak atlet, katanya, adalah mendapat jaminan kesehatan meski tidak ada asuransi. Ada juga uang saku dan uang harian. Menanggapi soal kontrak tersebut, pebulutangkis peringkat tujuh dunia Taufik Hidayat yang ditanya secara terpisah mengaku belum mengetahui soal itu. Namun juara Olimpiade Athena itu mengatakan, yang penting bagi atlet-atlet berprestasi termasuk juara Olimpiade adalah jaminan masa depan atau tunjangan seumur hidup. "Bonus Rp1 miliar pun terasa kecil sekarang. Janji untuk diangkat sebagai pegawai negeri juga bukan solusi, tidak semua orang cocok kerja kantoran," ujar Taufik yang hampir dipastikan lolos ke Olimpiade Beijing setelah menempati posisi tujuh dalam peringkat dunia. (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008