Muhaimin mungkin masih menjadi dewa di partainya atau bersikap sangat dominan terhadap kader lain di partainya
Jakarta (ANTARA) - Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Jakarta Ujang Komaruddin menilai wacana calon tunggal Muhaimin Iskandar untuk dikukuhkan lagi sebagai ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) periode 2019-2024 menimbulkan dua tanda tanya.

"Tanda tanya pertama, apakah Muhaimin Iskandar masih menjadi dewa sehingga tidak ada kader lain yang mampu bersaing dengannya. Tanda tanya kedua adalah, apakah kader lain yang ingin maju berkompetisi dibuat tidak nyaman dan mungkin digusur dari kepengurusan PKB," kata Ujang Komaruddin melalui telepon selulernya di Jakarta, Senin.

Ujang Komaruddin mengatakan hal itu ketika ditanya soal wacana calon tunggal Muhaimin Iskandar pada Muktamar PKB yang akan diselenggarakan di Bali, pada 20-21 Agustus 2019.

Menurut Ujang, adanya calon tunggal dari ketua umum partai politik untuk dikukuhkan kembali sebagai ketua umum periode berikutnya adalah bagian dari kondisi kepartaian di Indonesia yang masih mengandalkan figur sentral.

"Muhaimin mungkin masih menjadi dewa di partainya atau bersikap sangat dominan terhadap kader lain di partainya," ucap Ujang.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review menyatakan, menyayangkan PKB sebagai partai terbuka, tapi tidak membuka ruang bagi kader-kader terbaik lainnya untuk berkompetisi dengan Muhaimin Iskandar, untuk menghidupkan demokrasi di internal partai. "Adanya calon tunggal ini, menunjukkan regenerasi kepemimpinan di PKB tidak berjalan," ujarnya.

Ujang menambahkan, kalau PKB mengusulkan Muhaimin Iskandar sebagai calon ketua MPR RI itu adalah hal wajar sebagai bagian dari lobi partai terhadap partai-partai lainnya pengusung pasangan presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin.

"Namun, usulan PKB itu belum tentu diterima oleh partai-partai lain anggota koalisi pengusung pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin, karena Partai Golkar juga mengincar kursi ketua MPR RI," katanya.

Menurut Ujang, dari wacana yang berkembang, Partai Gerindra juga berminat untuk mendudukkan kadernya sebagai ketua MPR RI.

Apalagi, kata dia, Wakil Presiden terpilih Ma'ruf Amin adalah representasi Nahdlatul Ulama (NU), sehingga Muhaimin Iskandar dari PKB juga dinilai berlatarbelakang NU sehingga peluangnya kecil untuk menduduki kursi ketua MPR RI.

"Kekuasaan itu kan harus berbagi dan harus merata pada semua partai anggota koalisi. Kalau representasi NU sudah duduk sebagai wakil presiden, maka representasi lainnya yang akan duduk di kursi ketua MPR RI," tuturnya.

Sebelumnya, PKB mewacanakan Muhaimin Iskandar akan dikukuhkan kembali sebagai ketua umum PKB periode 2019-2024 pada Muktamar PKB di Bali, pada 20-21 Agustus 2019.

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019