Bandung, (ANTARA News) - Inu Kencana Syafie, Dosen Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Sumedang, mengaku serius akan mencalonkan diri dalam bursa Pilres 2009 mendatang. "Saya serius mau nyalon di Pilpres 2009. Semua orang mau jadi presiden, hanya saja mereka malu untuk mengakuinya," kata Inu di sela-sela peluncuran buku "Inu Kencana For President" di Gedung Land Mark, Jalan Braga, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu. Alasan maju sebagai calon presiden, kata inu, karena dirinya kesal melihat beragam kasus di Indonesia tidak tuntas dan mandek, salah satunya adalah kasus IPDN. "Saya hanya ingin hukum ditegakkan. Tapi untuk menegakkan hukum butuh kekuasaan. Makanya saya mencalonkan diri sebagai Presiden RI," ungkapnya. Untuk maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2009, Inu mengaku, tidak memiliki partai dan uang. "Kalah juga tidak apa-apa. Saya juga pernah diminta jadi Bupati Payakumbuh. Tapi saya diminta partai Rp3 miliar, saya tidak mau karena tidak punya uang. Saya juga pernah dikabarkan nyalon Walikota Bandung, karena diminta uang, saya tidak mau. Tapi saya percaya Allah SWT, akan menolong saya," katanya. Sementara itu, penulis buku "Inu Kencana for President," Tasaro menurut Inu akan diangkat sebagai juru bicara presiden jika dirinya terpilih. "Jangan pilih saya, kalau saya koruptor, kalau saya copet, kalau saya dukung Saritem," kata Inu. Seorang pengunjung kemudian meminta Inu menyampaikan visi misinya. Mendapat tantangan itu, Inu kemudian berdiri dan menyampaikan visi misinya. "Visi sekaligus misi saya, Allah, saya berada di titik nol, sedangkan engkau berada di titik paling tertinggi. Artinya, semua karena Allah, dengan begitu kita akan merasakan kekuasaan Allah. Orang tidak korupsi juga karena Allah, saya memeluk istri juga karena Allah, saya tidak memeluk Maria Eva juga karena Allah," paparnya. Tasaro, penulis buku "Inu Kencana for President," mengatakan tulisannya didasari kedekatannya dengan Inu. Dan yang juga penting adalah, karena sosok Inu memenuhi syarat sebagai seorang pemimpin yang baik, yakni jujur, pemberani, dan sederhana. "Saya yakin semua orang setuju, kalau bicara kepemimpinan yang utama adalah kejujuran, lalu pemberani dan sederhana. Awalnya saya berpikir, pak Marijan sebagai sosok yang akan menjadi presiden, tapi karena saya dekat dengan Pak Inu, saya pilih dia sebagai presiden," ujar Tasaro.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008