Ternate (ANTARA) - Kementerian Sosial (Kemensos) meminta agar riwayat perjuangan Sultan Baabullah di Ternate, Maluku Utara (Malut) harus digali secara detail dengan mengumpulkan berbagai literatur terkait dengan perjuangannya dalam mengusir penjajah saat masa penjajahan Portugis.

"Kami meminta agar inisiator dan keluarga Kesultanan Ternate menyiapkan sejumlah persyaratan pendukung untuk menjadikan Sultan Baabullah menjadi pahlawan nasional," kata Kasubdit Penghargaan Nasional, Kementerian Sosial, Afni di Ternate, Kamis.

Oleh karena itu, katanya, dalam seminar nasional Sultan Baabullah menjadi pahlawan nasional ini, harus menggali berbagai referensi terkait dengan perjuangannya, terutama mencari literatur, baik itu di luar negeri maupun arsip nasional dan pusat sejarah.

Selain itu, secara administratif, para inisiator dan keluarga harus mendapat dukungan dari Pemkot Ternate untuk diusulkan ke Dinas Sosial Pemprov Malut untuk diusulkan ke pemerintah pusat.

Menurut dia, pada tahun ini ada usulan untuk 20 orang calon pahlawan nasional, tetapi diakomodir hanya enam orang dan mereka ini memenuhi kriteria, baik itu sebagai pahlawan dalam melahirkan gagasan, karya besar, pertahankan negara yang dilahirkan oleh tim peneliti daerah melalui kajian secara matang.

Afni mengakui, hingga saat ini, baru 179 orang yang ditetapkan sebagai pahlawan nasional, sehingga dengan adanya upaya pemerintah maupun keluarga kesultanan Ternate ini bisa melahirkan Sultan Baabullah sebagai pahlawan nasional bersama Sultan Nuku dari Kesultanan Tidore yang telah bergelar Pahlawan Nasional.

Dalam catatan sejarah, Sultan Baabullah ke-24 atau dikenal dengan penguasa 72 pulau berkuasa antara tahun 1570-1583, lahir 10 Februari 1528 di Ternate dan meninggal pada 1583 merupakan anak dari Sultan ke-23 Sultan Khairun Jamil.

Bahkan, pada 1579 Sultan Baabullah menyambut hangat kedatangan armada lnggris yang dipimpin oleh Kapten Francis Drake dan dalam laporannya Francis Drake mengakui bahwa Sultan Baabullah berperawakan tinggi, sangat kekar, kuat, dan ramah.

Sementara itu, Sultan Tidore Husen Sjah mengakui, perjuangan untuk menjadikan Nuku mendapatkan gelar pahlawan sangat sulit.

Akan tetapi, dirinya menyatakan kalau Sultan Nuku dan Sultan Baabullah telah menjadi pahlawan bagi masyarakat di jazirah Moloku Kieraha, sehingga meminta agar pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial beri penghormatan kepada para pemimpin negeri ini dengan tidak meminta-minta gelar kepahlawanan, tetapi dengan perjuangannya mereka bisa diberikan gelar Pahlawan Nasional.
 

Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019