Funafitu, Tuvalu (ANTARA) - Saudara Perdana Menteri Tuvalu Enele Sopoaga harus dikeluarkan dari samudra pada Kamis pagi dan dibawa ke rumah sakit setelah mengalami masalah selama satu demonstrasi penangkapan ikan tradisional dalam satu pertemuan puncak para pemimpin Pasifik.

Sopoaga, seorang yang tertarik pada kehidupan nelayan, telah mengundang delegasi yang ia tuanrumahi dalam Forum Kepulauan Pasifik pekan ini dan media untuk bergabung dalam demonstrasi itu tak lama setelah Matahari terbit di satu pantai di dekat Ibu Kota Tuvalu, Funafuti,

Baca juga: Ilmuwan: Ada benua tenggelam di Samudra Pasifik

Ada sebanyak tiga lusin orang yang menyaksikan demonstrasi tersebut, termasuk Menteri Luar Negeri Papua Nugini Soroi Eoe dan istri sebagian pemimpin Pasifik.

"Ia baik-baik saja. Ia berada di rumah sakit lokal dan dirawat," kata perdana menteri Tuvalu tersebut mengenai kondisi saudaranya kepada Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis.

Untuk demonstrasi itu, sebanyak selusin orang telah terjun ke samudra untuk mencari ikan, yang akan digiring oleh rantai manusia sebelum dijaring.

Baca juga: Perubahan iklim perburuk ancaman kepunahan satwa Kepulauan Pasifik

Setelah beberapa menit, tanda bahaya dikumandangkan setelah seorang lelaki gagal muncul ke permukaan setelah menyelam untuk ikat sekitar 50 meter dari pantai.

Yang lain segera berenang untuk membantu sebelum pria itu dikeluarkan dari air dan dinaikkan ke perahu milik Sopoaga. Pria tersebut sadar kembali sebelum ia diangkut ke rumah sakit di ibu kota Tuvalu.

Peristiwa itu terjadi pada hari menjelang akhir forum itu, tempat para pemimpin regional membahas kebijakan masa depan untuk mengatur semua mulai dari perubahan iklim sampai penanganan penangkapan ikan.

Banyak negara pulau Pasifik mendesak wilayah tersebut membatasi kenaikan temperatur global jadi tak lebih dari 1,5 derajat Celsius (2,7 Fahrenheit) di atas tingkat pra-industri.

Baca juga: Selandia Baru minta Australia jawab kebutuhan perubahan iklim Pasifik

Sumber: Reuters

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019