..kami tidak menyangka akhirnya bisa menikmati listrik yang disambung secara gratis oleh pemerintah. Ini merupakan hadiah kemerdekaan terindah bagi kami.
Kupang (ANTARA) - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur Josef Nae Soi mengapresiasi upaya PT PLN (Persero) Wilayah NTT yang terus-menerus dan tanpa henti membangun sistem kelistrikan di daerah ini yang tergambar dari peningkatan rasio elektrifikasi listrik.

“Saat awal kami menjabat pada September 2018 lalu, rasio elektrifikasi listrik di NTT baru mencapai 61 persen, namun pada Juni 2019 terus meningkat menjadi 72 persen, ini progres yang patut diapresiasi,” kata Wagub NTT Josef Nae Soi.

Selain membangun kelistrikan, PLN juga telah membantu penyambungan listrik gratis kepada 11.000 rumah tangga per April 2019 melalui program CSR perusahaan plat merah itu. Bantuan penyambungan listrik ke rumah-rumah penduduk ini menjadi harapan pemerintah, terutama mereka yang belum mampu secara ekonomi.

Atas dasar itu, Nae Soi juga berharap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya maupun perusahaan swasta nasional juga menyalurkan bantuan penyambungan listrik agar rasio elektrifikasi bisa meningkat dengan cepat di Nusa Tenggara Timur.

Sebab, wilayah provinsi berbasis kepulauan ini tidak hanya memiliki energi matahari sebagai sumber energi baru terbarukan (EBT), tetapi juga memiliki energi panas bumi yang banyak di Pulau Flores, tenaga angin di Kabupaten Timor Tengah Selatan, arus laut, air terjun, yang bisa digunakan untuk mengurangi pemanfaatan bahan bakar minyak maupun batu bara.

Harapan Nae Soi itu perlahan terjawab dengan penyambungan listrik gratis untuk 253 rumah tangga di wilayah Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang bersumber dari sumbangan para aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Kementerian ESDM.

Bantuan listrik gratis itu diserahkan langsung oleh Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana dalam kunjungannya ke Kelurahan Sonraen, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang, Rabu (14/8/2019).

"Catatan kami memang masih banyak saudara-saudara kita yang sampai saat ini belum menikmati listrik karena terkendala biaya pemasangan. Kami dapat laporan bahwa biaya pemasangan listrik di sini pada kisaran antara Rp1,5 juta - Rp2juta. Ini berat buat masyarakat kecil," kata Rida Mulyana.

Atas dasar laporan tersebut, Menteri ESDM Ignasius Jonan kemudian meminta seluruh ASN di lingkungan Kementerian ESDM untuk ikut membantu masyarakat di berbagai daerah di Indonesia, agar mereka pun bisa menikmati listrik.

"Jadi kami semua di Kementerian ESDM menyisihkan penghasilan untuk membantu penyambungan listrik warga dan terakhir terkumpul sekitar Rp1,8 miliar," katanya dan menambahkan bantuan ini tidak hanya untuk warga Kabupaten Kupang, namun juga daerah-daerah lain di NTT maupun di seluruh Tanah Air.

Rida Mulyana berharap agar warga penerima bantuan dapat memanfaatkan listrik tersebut untuk menghidupkan perekonomiannya dengan dukungan listrik yang lebih memadai.

Baca juga: Kementerian ESDM naikkan rasio elektrifikasi NTT
Direktur Pengadaan Strategis 2, PT PLN (Persero) Djoko Abumanan berjabatan tangan dengan seorang warga di Kelurahan Sonraen, Kabupaten Kupang, di selah-selah acara penyerahan bantuan listrik gratis dari program Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Rabu (14/8/2019). (Antara foto/Aloysius Lewokeda)


Hadiah kemerdekaan
Masyarakat di Kelurahan Sonraen, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang sangat mengapresiasi hadirnya bantuan penyambungan listrik gratis yang disalurkan pihak Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM).

"Kami sangat berterima kasih atas bantuan pemerintah, khususnya Kementerian ESDM ini, kami tidak lagi menggunakan pelita, sekarang ada meteran listrik sendiri. Sudah 74 tahun lamanya, kami merindukan penerangan dari listrik. Ini merupakan hadiah kemerdekaan terindah bagi kami di Sonraen ," kata Yohat Runesi (35), seorang warga setempat.

Yohat Runesi bersama masyarakat penerima bantuan gratis itu menyadari bahwa nilai uang sejumlah Rp2 juta lebih untuk biaya pemasangan meteran listrik itu, bukanlah sebuah harga yang murah untuk ukuran mereka yang lemah secara ekonomi.

Kondisi ini yang membuat ia bersama isteri dan empat anaknya hanya menggunakan penerangan dari pelita selama ini. "Saya sempat memanfaatkan arus listrik yang ditarik dari meteran milik tetangga, namun dengan kapasitas pemakaian yang terbatas dan hanya pada malam hari".

"Tapi sekarang kami mendapat berkat yang luar biasa dari pemerintah, sudah ada meteran listrik sendiri yang bisa kami gunakan pada siang dan malam hari," katanya.

Sementara itu, Charles Nabut, seorang warga lainnya di Kelurahan Sonraen mengatakan bersyukur karena mendapatkan bantuan penyambungan listik gratis dari Kementerian ESDM.

"Selama 4 tahun berumah tangga kami hanya pakai pelita, tapi kami tidak menyangka akhirnya bisa menikmati listrik yang disambung secara gratis oleh pemerintah. Ini merupakan hadiah kemerdekaan terindah bagi kami," katanya.

Kehadiran listrik di suatu wilayah pasti akan memudahkan berbagai aktivitas rumah tangga, termasuk mendukung usaha yang dijalani isterinya selama ini. "Ada usaha salon kecil-kecilan yang dikerjakan oleh isteri saya, tapi selama ini numpang pakai listrik dari tetangga. Kini, usaha salon akan terasa lebih mudah karena punya meteran sendiri," ujarnya.

Demi mewujudkan mimpi masyarakat NTT untuk menikmati listrik tanpa kecuali, PT PLN (Persero) Wilayah NTT melalui program CSR (Corporate Social Responsibility) terus melakukan pemasangan meteran secara gratis kepada masyarakat tidak mampu di Kabupaten Belu, wilayah yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste.

"Penerima bantuan sosial dari program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) listrik gratis di Kabupaten Belu berjumlah 959 pelanggan, untuk tahap pertama sudah tersambung sebanyak 847 rumah tangga," kata General Manager PT PLN Wilayah NTT, Ignatius Rendroyoko.

Baca juga: PLN gratiskan penyambungan listrik 11.000 rumah di NTT
Petugas PT PLN (Persero) Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur sedang mengerjakan jaringan listrik desa di Pulau Flores. ANTARA/HO-PT PLN Wilayah NTT/aa. (Handout PT PLN (Persero) Wilayah NTT)


Posisi terendah
Menurut Rendroyoko, bantuan sambungan listrik gratis ini untuk mempercepat peningkatan rasio elektrifikasi listrik di NTT yang saat ini baru mencapai 72 persen dan masih berada pada posisi terendah secara nasional.

Secara keseluruhan program penyambungan listrik gratis akan diberikan kepada 11.000 rumah tangga yang tersebar di Provinsi NTT. Data dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2) menyebutkan masih terdapat sebanyak 17.259 rumah tangga miskin di provinsi NTT yang belum belistrik.

Untuk itu, PT PLN Wilayah NTT terus memprioritaskan melistriki belasan ribu rumah tangga tersebut yang dibagi dalam dua tahap untuk mengejar rasio elektrifikasi yang ditargetkan mencapai 90 persen di dalam tahun 2019, dan 100 persen pada 2020.

"Tahap pertama diberikan melalui program CSR PLN dengan target 11.000 rumah, dan tahap selanjutnya sebanyak 6.529 RT melalui bantuan lain seperti sinergi BUMN, dana sosial banda usaha sektor ESDM, dan lainnya," kata Rendroyoko.

Rendroyoko berharap, pasokan listrik yang sudah tersambung gratis seperti di Kabupaten Belu yang merupakan wilayah terdepan NKRI itu dapat dinikmati masyarakat setempat untuk mendukung berbagai aktivitas perekonomiannya.

Listrik adalah kebutuhan utama rakyat Indonesia, karena tanpa listrik roda perekonomi bangsa bisa macet total. Pasalnya banyak pabrik dan industri besar yang menggunakan listrik dan bergantung pada listrik.

Dalam kehidupan sehari-hari pun manusia mengandalkan listrik, mulai dari memasak, belajar dan sebagai penerangan pada malam hari, sebab manfaat energi listrik bisa dijadikan sebagai sumber penerangan.

Baca juga: Kejar rasio elektrifikasi, ESDM alokasi lampu surya tanpa batas di NTT
 
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLS) berkapsitas 190 kWp yang dibangun PT PLN Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk melistriki rumah-rumah penduduk di Pulau Selayar Besar, Kabupaten Manggarai Barat. (Antara foto/Dok.Humas PT PLN (Persero) Wilayah Provinsi NTT)

Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019