Mamuju (ANTARA) - Setelah melakukan pelayaran selama sembilan hari dengan melewati empat etape mulai dari Kabupaten Polewali Mandar, Majene hingga Kabupaten Mamuju, 21 perahu peserta Sandeq Race 2019, tiba di Pantai Manakarra, Kamis sore.

Penyambutan para peserta Sandeq Race atau lomba perahu tradisional Mandar itu dilakukan secara khusus oleh Pemerintah Kabupaten Mamuju.

"Selama pelaksanaan Sandeq Race, baru kali ini disambut secara resmi dan meriah oleh Pemerintah Kabupaten Mamuju. Kami atas nama Pemerintah Provinsi Sulbar dan seluruh panitia menyampaikan apresiasi kepada Bupati Mamuju," kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulbar Farid Wajdi, pada penyambutan peserta Sandeq Race.

Penyambutan peserta Sandeq Race itu berlangsung di kawasan Jalan Arteri.

Sebuah panggung dan tenda dipasang di salah satu ruas badan Jalan Arteri sehingga polisi menutup salah satu badan jalan.

Sementara, warga juga terlihat sangat antusias menunggu perahu peserta Sandeq Race yang tiba di Pantai Manakarra.

Saat para peserta tiba, masyarakat langsung menyerbu para peserta dan kemudian melakukan swafoto bersama perahu dan "Pasandeq" atau motoris perahu Sandeq yang telah melakukan pelayaran selama sembilan hari.

Baca juga: Lomba "Sandeq Race" dapat sambutan meriah

Kepala Dinas Pariwisata Sulbar farid Wajdi menyampaikan bahwa lomba perahu tradisional Mandar itu akan dilestarikan dan akan terus ditingkatkan pelaksanaannya setiap tahun.

Menurutnya, ada tiga hal sehingga lomba perahu tradisional itu harus tetap dipertahankan, yakni Sandeq Race merupakan satu-satunya warisan kebudayaan masyarakat Mandar yang paling unik dan tidak ada duanya di seluruh dunia.

"Jadi, kalau bukan kita yang melestarikan siapa lagi. Sudah banyak peneliti yang datang mempelajari Sandeq Race sehingga kita harus berkomitmen untuk mempertahankan kegiatan ini sebagai warisan lokal masyarakat Mandar," kata Farid Wajdi.

Kedua kata Farid Wajdi, kegiatan Sandeq Race terkait dengan berbagai etape dari, yakni Polewali Mandar-Majene, Majene-Sendana, Sendana-Deking, dan Deking-Mamuju.

"Di semua etape itu melahirkan banyak seniman-seniman muda. Banyak penampilan kesenian di setiap etape. Ini adalah sebuah ajang tahunan yang dirindukan masyarakat pesisir Barat Sulawesi," kata Kadis Pariwisata Sulbar itu.

Kemudian yang ketiga tambahnya, kegiatan Sandeq Race menjadi salah satu prospek peningkatan pariwisata di Sulbar.

"Hari ini, kami kedatangan tamu dari Singapura dan Australia. Mereka datang untuk melihat lomba segitiga Sandeq yang akan dilaksanakan besok (Jumat). Mereka itu adalah para jurnalis yang akan menuliskan tentang pariwisata di Sulbar," ujarnya.

"Jadi, yang harus dipersiapkan, bagaimana ruang-ruang Sandeq bisa diisi dengan ruang pariwisata sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat," kata Farid Wajdi.

Sementara, Sekretaris Kabupaten Mamuju H suaib yang membacakan sambutan Bupati Mamuju yang berharap Sandeq Race dapat dipertahankan sebagai warisan budaya masyarakat Mandar.

"Kegiatan ini harus tetap dilestarikan sebab ini merupakan warisan nenek moyang masyarakat Mandar. Sandeq Race sudah dikenal hingga ke luar negeri dan masuk 100 Calender Event Nasional," kata Suaib.*

Baca juga: Sandeq Race perlu dievaluasi

 
warga Mamuju menyerbu dan berswafoto bersama para peserta dan "Pasandeq" saat tiba di Pantai Manakarra, Kamis (15/8/2019). (ANTARA Foto/Amirullah)

Pewarta: Amirullah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019