Bengaluru, India (ANTARA) - Harga emas naik tipis pada perdagangan Kamis, karena investor mengunci keuntungan, setelah naik hampir satu persen di sesi sebelumnya didorong pembelian safe-haven di tengah kekhawatiran bahwa penurunan bersejarah dalam imbal hasil jangka panjang obligasi AS dapat menandakan resesi global.

Harga emas spot turun 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 1.512,45 dolar AS per ounce pada pukul 07.32 GMT (14.32 WIB). Sementara emas berjangka AS tergelincir 0,3 persen menjadi diperdagangkan di 1.523,00 dolar AS.

“Kami melihat pelarian ke tempat yang aman, kepercayaan pasar agak goyah. Kami telah melihat bahwa ekonomi menunjukkan tanda-tanda pelemahan dan mulai melambat pada paruh kedua tahun ini, yang mendukung emas," kata Benjamin Lu, analis, Phillip Futures.

"Di sisi lain, kenaikan emas berlangsung untuk beberapa waktu, kami takut dalam jangka pendek mungkin ada beberapa kemunduran, koreksi dan orang-orang mengunci keuntungan, yang mungkin menciptakan volatilitas dalam beberapa hari mendatang."

Kurva imbal hasil AS terbalik untuk sesi perdagangan kedua berturut-turut pada Kamis. Pembalikan kurva imbal hasil, yang secara historis memberi sinyal resesi yang membayangi, memicu pelarian yang luas menuju aset-aset safe-haven.

Kekhawatiran akan resesi global mencengkeram pasar keuangan di seluruh dunia sehingga saham-saham merosot ke posisi terendah lebih dari dua bulan pada Kamis, mengikuti penurunan Wall Street.

"Kami terus membeli safe-haven dengan pasar saham terlihat cukup goyah menjelang data penjualan ritel AS," kata analis OANDA, Jeffrey Halley.

“AS adalah orang terakhir yang berada di antara Eropa dan China. Kami bisa melihat reaksi besar-besaran semalam jika data datang jelek, yang seharusnya membantu emas lagi."

Baca juga: Kekhawatiran resesi global picu kenaikan harga emas berjangka

Data ekonomi dari China dan Jerman menunjukkan ekonomi global yang goyah, terpukul oleh perang perdagangan AS-China yang memburuk, Brexit dan ketegangan geopolitik.

Emas yang tidak membayar bunganya sendiri, sering digunakan sebagai lindung nilai terhadap risiko politik dan keuangan.

Pasar mengantisipasi data penjualan ritel AS yang akan dirilis hari ini, yang dapat berfungsi sebagai indikator kekuatan ekonomi terbesar dunia.

Di bidang perdagangan, pejabat senior AS mengatakan pada Rabu (14/8/2019) bahwa China tidak membuat konsesi perdagangan setelah Amerika Serikat menunda tarif pada beberapa impor China, tanda terbaru bahwa hikayat perdagangan tidak menuju ke mana-mana.

Investor fokus pada simposium tahunan Federal Reserve minggu depan. Pedagang melihat peluang 66,3 persen penurunan suku bunga 25 basis poin oleh Fed pada September.

Suku bunga AS yang lebih rendah memberikan tekanan pada dolar AS dan imbal hasil obligasi, meningkatkan daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Kepemilikan SPDR Gold Trust, dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung emas terbesar di dunia, naik 0,9 persen menjadi 844,29 ton pada Rabu (14/8/2019).

Di antara logam mulia lainnya, perak turun 0,4 persen menjadi 17,15dolar AS per ounce. Platinum naik 0,1 persen menjadi 841,50 dolar AS per ounce dan paladium naik 0,6 persen menjadi 1.432,64 dolar AS.

Baca juga: Emas berjangka turun tertekan kenaikan ekuitas AS
Baca juga: Permintaan emas global akan naik ke tertinggi empat tahun pada 2019

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019