Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya Pertamina Hulu Energi Offshore North West Jawa (PHE ONWJ) bersama Polisi Air dan Udara (Polairud) terus melakukan pemantauan pembersihan ceceran minyak di perairan sekitar Kepulauan Seribu menggunakan Kapal Kapodang.

Senior Vice President HSSE Korporat Pertamina Lelin Eprianto menjelaskan upaya pembersihan intens dilakukan di laut dan di daratan yang terbagi dalam dua zona, yaitu zona 1 dan zona 2. Menurutnya, Zona 1 adalah yang lokasinya dekat dengan Sumur YYA-1 di Kabupaten Karawang, sedangkan Zona 2 wilayah perairan yang jauh dari sumur, seperti di Kepulauan Seribu ini.

"Pembagian zona ini dimaksudkan untuk memudahkan pembersihan agar peralatan yang digunakan sesuai dengan kebutuhan," kata Lelin di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Pertamina: Penutupan sumber tumpahan minyak selesai September

Lelin menambahkan, di Zona 2 tim Pertamina dibantu oleh nelayan di wilayah pesisir dan Polairud. Setiap hari, kata dia, Pertamina dibantu Polairud memantau melalui udara untuk memastikan lokasi mana saja yang masih terdapat ceceran minyak.

Menurut dia, tantangan yang dihadapi tim untuk pembersihan ceceran minyak ini adalah cuaca dan ombak. Pembersihan pun dilakukan berlawanan dengan arus laut.

Sementara itu, Direktur Polair Korpolairud Baharkam Polri Brigjen Pol. Lotharia Latif menjelaskan pihaknya telah membantu Pertamina selama beberapa pekan terakhir untuk penanganan dampak tumpahan (oil spill) yang bersumber di Sumur YYA-1 PHE ONWJ atau di lepas pantai Karawang, Jawa Barat.

Baca juga: Pertamina harus selektif mendata warga terdampak tumpahan minyak

"Dari sisi transportasi, kami melakukan pemantauan dari udara dan laut. Selain itu kami juga membantu pembersihan, pengumpulan, dan pengangkutan ceceran minyak tersebut ke lokasi akhir pengolahan limbah," kata Latif.

Kepulauan Seribu merupakan satu dari tujuh kabupaten/kota yang terdampak tumpahan minyak ini. Sementara itu enam wilayah lainnya di Karawang, Bekasi, Tangerang, Kota Serang, Kabupaten Serang dan Cilegon.

Hingga saat ini, PHE ONWJ telah mengangkat 6.390 barel tumpahan minyak (oil spill) dari lepas pantai dengan rata-rata 400 barel per hari beberapa waktu terakhir.

Selain itu, sudah 7.000 ton kantong berisi tanah dan pasir yang terkena minyak telah diangkut ke lokasi penampungan dan penanganan limbah.

Baca juga: SKK Migas apresiasi penanganan tumpahan minyak oleh Pertamina

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019