Jakarta (ANTARA) - Wirausaha saat ini masih menjadi salah satu solusi untuk hidup di Jakarta yang penduduknya kian padat seiring dengan derasnya arus urbanisasi.

Memang tersedia lapangan pekerjaan sebagai karyawan mengingat Kota Jakarta merupakan pusat ekonomi, namun jumlahnya tidak mampu mengejar pertumbuhan penduduk.

Data Badan Pusat Statistik(BPS) menyebutkan angka pengangguran tahun lalu di DKI Jakarta rata-rata mengalami kenaikan delapan persen. Ini menunjukkan ketersediaan lapangan pekerjaan belum mampu memenuhi derasnya permintaan dari pencari kerja.

Solusi untuk menekan angka pengangguran dengan derasnya arus urbanisasi ke Jakarta adalah dengan membuka peluang berwirausaha seluas-luasnya terutama bagi sektor usaha mikro, kecil dan menengah.

Pemprov DKI Jakarta memang memiliki banyak ruang usaha bagi UMKM yang ingin mengembangkan dirinya. Namun persoalan bukan hanya di situ, akses permodalan juga dibutuhkan agar mereka lebih leluasa menjalankan usahanya.

Baca juga: Penuhi target pemerintah Ralali.com telah ayomi 600.000 UMKM
Baca juga: KEIN minta pemerintah berani terapkan restriksi UMKM


Dana internasional
Persoalan pendanaan bagi UMKM tidak hanya terjadi di Indonesia saja, namun juga menjadi problem di negara berkembang lainnya.

Terkait hal itu, IFC (International Finance Corporation) lembaga keuangan komersial di bawah Bank Dunia memiliki solusi dengan menghadirkan ResponAbility untuk membantu UMKM di negara-negara berkembang.

Hanya saja lembaga keuangan ini tidak menyalurkan langsung kepada UMKM, namun menempatkan modal di lembaga-lembaga penyalur dana di negara-negara sasaran dengan tujuan layanan mereka bisa meluas.

ResponsAbility Investments AG adalah pencetus dan pemberi pinjaman dari portfolio.

Setidaknya sudah 175 juta dolar AS dana yang ditempatkan kepada lembaga-lembaga keuangan di berbagai negara. Angka itu diperuntukan bagi 30.000 usaha mikro dan 5,6 juta usaha kecil dan menengah.

Berdasarkan data yang diterbitkan ResponAbility, sudah banyak yang memanfaatkan dana ini. Bahkan sebanyak 81 persen merupakan kalangan perempuan.

Lembaga yang dilibatkan sejauh ini mencapai 26 perusahaan yang selama ini berkecimpung dalam pembiayaan UMKM.

Dengan adanya fasilitas pembiayaan ini memungkinkan lembaga-lembaga pembiayaan itu dapat mengakses pasar modal.

Bahkan pada saat yang sama, lembaga ini dapat berkontribusi pada inklusi keuangan serta mendapatkan hasil komersil dengan melakukan diversifikasi eksposur di beberapa peminjam.

Sekuritisasi dalam mata uang dolar dan jangka waktu (tenor) tiga tahun ini, menyediakan pilihan kepada para investor mengenai pengembalian risiko yang berbeda dalam format obligasi yang terdaftar dan dapat dialihkan.

Investor utama yang termasuk dalam transaksi ini adalah OPIC (Overseas Private Investment Corporation) dan Badan Pemerintah Amerika Serikat (AS). Mereka telah bersepakat untuk menyediakan modal awal.

Baca juga: Tidak adil buat UMKM, BI diminta atur saldo mengendap uang elektronik
Baca juga: KEIN minta perbankan memudahkan akses likuiditas UMKM


Perusahaan investasi, Calvert Impact Capital, juga membawa modal swasta masuk ke dalam kesepakatan transaksi.

"Sekuritisasi ini menunjukkan bahwa keuangan mikro dan ruang keuangan UKM yang tumbuh cepat di pasar negara berkembang kini telah mencapai tingkat kematangan yang memungkinkannya mengakses pembiayaan dari pasar modal utama,” kata Thomas Muller, Co-Head Financial Institutions Debt di ResponsAbility.

Managing Director, Securitized Products Group di JP Morgan, Eric Wragge menambahkan, ini adalah area untuk meningkatkan fokus bagi para manajer investasi global dan menerapkan teknologi pasar modal untuk investasi tradisional agar menciptakan potensi untuk membuka sektor ini ke beragam investor.

"Kami sangat senang untuk membantu memfasilitasi aliran investasi ini ke negara-negara berkembang, dimana inklusi keuangan dapat membuat perbedaan dalam kehidupan pengusaha kecil dan komunitas mereka," kata Eric.

JP Morgan bertindak sebagai pelaksana dan agen penempatan. Sedangkan Latham Watkins dan Paul Hastings bertindak sebagai penasohat hukum untuk JP Morgan dan ResponsAbility Investments AG.

​​​​​​Baca juga: Bank Jogja peroleh suntikan modal Rp250 miliar
Baca juga: Perusahaan rintisan luncurkan fitur baru dukung UMKM


CEO Indosurya Finance selaku mitra kerja sama di Indonesia, Henry Surya menyampaikan, kerja sama ini merupakan bagian dari rencana strategis yang akan dilakukan pihaknya secara konsisten dan berkelanjutan dalam mendukung perkembangan UKM di Indonesia.

Direktur Investasi untuk Calvert Impact Capital, Songbae Lee menambahkan, kesepakatan ini memiliki potensi besar untuk dijadikan contoh dalam membuat keuangan mikro dan transaksi investasi lainnya, lebih mudah diakses oleh berbagai investor di masa depan.

"Kami senang membantu meningkatkan skala platform keuangan mikro dan pada akhirnya, mendapatkan lebih banyak modal mengalir ke masyarakat yang paling membutuhkan," kata Songbae Lee.

Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019