Media sosial sangat strategis mengambil peran lebih aktif untuk menyuarakan pesan positif tentang kebhinnekaan dan toleransi, memberitakan tentang kekayaan bangsa kita yang bhinneka serta memberikan informasi berbobot (edukasi publik)
Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif The Indonesian Institute (TII) Adinda Tenriangke Muchtar mengatakan media sosial sangat mempengaruhi kehidupan keberagaman di Indonesia karena isi pesan medsos memiliki kemampuan menyebar secara luas, termasuk dampak positif dan negatifnya.

"Media sosial sangat berperan dalam mempengaruhi pola keberagaman karena pada dasarnya media memiliki kapasitas, kapabilitas serta fungsi untuk mengamplifikasi pesan dengan jangkauan yang luas ke masyarakat," kata Adinda saat dihubungi dari Jakarta, Jumat.

Baca juga: Menristekdikti serukan penggunaan medsos bertanggung jawab di kampus

Baca juga: Pengguna medsos harus banyak tebarkan konten positif


 


Pernyataan Adinda itu seiring penyampaian Pidato Kenegaraan Presiden Joko Widodo soal arus komunikasi dan interaksi yang semakin mudah dan terbuka harus dimanfaatkan dan sekaligus diwaspadai.

Jokowi menyebut kini pengetahuan dan pengalaman yang positif jauh lebih mudah diperoleh. Tetapi kemudahan arus komunikasi dan interaksi juga membawa ancaman salah satunya terhadap keberagaman sebagaimana tertuang dalam Pancasila.

Untuk itu, Adinda berharap medsos harus bermanfaat positif untuk mendukung semangat menjaga persatuan dan kesatuan serta menghormati dan merawat keberagaman.

"Media sosial sangat strategis mengambil peran lebih aktif untuk menyuarakan pesan positif tentang kebhinnekaan dan toleransi, memberitakan tentang kekayaan bangsa kita yang bhinneka serta memberikan informasi berbobot (edukasi publik)," kata dia.

Medsos juga harus menyajikan konten menarik tentang pentingnya kebhinnekaan dan toleransi untuk mewujudkan cita-cita bangsa bersama dalam satu Indonesia.*

Baca juga: DPR apresiasi rekonsiliasi Jokowi dan Prabowo pascapemilu

Baca juga: Jokowi sebutkan kesenjangan di perdesaan turun pada 2019

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019